Matius 25: 40
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang
kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu
telah melakukannya untuk Aku.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 75; Roma 3; Bilangan 33-34
"This is the way we wash our clothes, so early Monday morning (Ini cara kami mencuci pakaian, di hari Senin pagi)" Aku menyanyikan
sajak anak-anak ini sedemikian rupa sehingga tersangkut di kepalaku, seperti “It’s a Small World (Ini Adalah Sebuah
Dunia yang Kecil)” atau “The Song that Never Ends (Lagu yang Tak Pernah Berakhir)”.
Kedengarannya
aneh, tapi aku dan ibuku suka mencuci pakaian. Langkah-langkah mencuci yang aku
lakukan adalah: mencuci, mengeringkan, dan melipat. Tapi ibuku yang menderita Alzheimer
melakukannya dengan pertama-tama memasukkan pakaian ke dalam keranjang,
mengambil sabun cuci piring, pergi ke ruang pencucian, memasukkan pakaian ke
dalam mesin cuci, kembali ke ruang tamu, menulis lokasi binatu, duduk di kamar,
memeriksa catatan untuk melihat dimana binatu, kembali ke kamar binatu, menaruh
pakaian basah di pengering, kembali ke kamar, duduk di kamar, memeriksa
catatan, kembali ke kamar binatu, mengambil pakaian dari pengering, menaruhnya ke dalam keranjang, kembali ke kamar dan melipatnya.
Kalau ibu mengalami
gangguan selama proses itu, dia sama sekali akan lupa kalau dia sedang mencuci
pakaian. Biasanya aku akan menawarkan bantuan, tapi dia bersikeras melakukannya
sendiri. Ibu mau pakaian bersih, tapi yang benar-benar diinginkannya adalah menjadi mandiri. Alzheimer telah merampas semuanya dari dia dan aku harus menjadi pengasuhnya.
Tuhan menciptakan pengasuhan. Adam melayani Tuhan dengan merawat ciptaan-Nya. Hawa melayani Tuhan
sebagai pembantu bagi Adam. Abigail menyampaikan siap melayani Daud (1 Samuel 25:
41). Raja Yosafat memerintahkan supaya kita melayani dengan setia dan sepenuh hati (2 Tawarikh 19: 9).
Yesus tinggal
di antara kita, bukan untuk dilayani tapi untuk melayani (Markus 10: 45), dan
Dia mengajarkan bahwa cara kita melayani lebih penting daripada pelayanan apa yang kita lakukan.
Maria,
Marta dan Lazarus adalah saudara kandung. Mereka sangat mencintai Yesus. Kisah mereka mengajariku pentingnya sikap daripada tindakan.
Marta dan
Maria ingin menghormati Yesus karena menyelamatkan Lazarus. Maria duduk di
bawah kaki Yesus dan mendengarkan setiap perkataan-Nya. Marta menyajikan pesta besar,
tapi berkata kepada Yesus, “Tuhan,
tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” (Lukas 10: 40)
Dari
catatan Yohanes, Maria mengambil sekitar seliter minyak narwastu, menuangkannya ke kaki Yesus dan menyeka kaki-Nya dengan rambutnya. “…dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.” (Yohanes 12: 3)
Tindakan
Maria lebih dari sekadar duduk di bawah kaki Yesus. Dia mengurapi kakiNya dengan
parfum yang mahal. Bukan hanya aroma parfum yang memenuhi udara, tapi aroma manis
itu mnucul dari hati pelayan yang bersyukur. Sementara Yesus menghargai tindakan Marta, meski Dia lebih menyukai sikap Maria.
Maria, Marta
dan Yesus adalah para pengasuh yang melayani. Mengasuh dan melayani bukan hanya
tentang apa yang dilakukan tapi bagaimana melakukannya. Kadang aku mengambilalih
cucian ibu. Tapi seringkali aku duduk di bawah kakinya, memegang tangannya dan
membiarkan belas kasihan menggantikan kegelisahannya. Sikapku mungkin jauh lebih
penting bagi ibu daripada tindakanku. Dia lupa apa yang aku lakukan, tapi dia ingat bagaimana perasaannya karena apa yang aku lakukan.
Penderita Alzheimer
tidak mempermasalahkan berapa besar kontribusimu. Tapi bagaimana kondisi hatimu saat mengasuhnya.
Sulit
melihat ibu bergumul dengan tugas-tugas sederhana. Tapi itu memungkinkanku untuk
memasuki dunia Alzheimer dan mengenalinya, untuk sesaat, bagaimana rasanya mengidap
penyakit itu. Pengasuhan memungkinkanku untuk menjadi Marta dan Maria bagi ibuku dan menjadi tangan dan kaki Yesus untuk yang paling kecil.
“Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang
dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25: 40)
Aku diingatkan bahwa Yesus sendiri selalu jadi pelayan karena Dia selalu ada dan akan selalu ada bersamaku.
Hak cipta Cheryl
Crofoot Knapp, digunakan dengan izin Cbn.com