Yohanes
7:17
“Barangsiapa
mau melakukan kehendak-Nya 1, ia akan
tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata
dari diri-Ku sendiri.”
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 116; 1 Korintus 4; Hakim-Hakim 20-21
Beberapa waktu lalu, saya
berbicara dengan seorang penginjil wanita yang sangat sedih dan juga kecewa.
Jadi masalahnya adalah
seorang pendeta baru di gereja melarangnya juga melarang semua wanita mana pun
untuk melayani di gereja tersebut lagi.
Dia bercerita tentang
kesedihannya karena dia sudah berada di gereja yang itu selama 60 tahun penuh
dan sekarang dia dibungkam.
Meskipun saya sudah mencoba
untuk mendorongnya, memberi saran padanya, dia tetap saja sedih dan merasa
dikalahkan karena kebebasannya untuk melayani Kristus dengan sepenuh hati
kepada jemaat di gereja tersebut di ambil hanya karena dia adalah seorang
wanita.
Memikirkan hal ini, saya pun
merenungkan bahwa dalam sejarah gereja, ada banyak yang memungkinkan keberadaan
wanita.
Saya sangat mengagumi, malah
mungkin sedikit iri pada kasih (yang) murni untuk Yesus yang tampaknya
dilakukan dan dimiliki oleh para wanita Allah.
Mereka tampaknya lebih
berdedikasi, lebih kudus, dan lebih setia kepada Yesus dibanding kita para
pria.
Saya mengenal beberapa wanita
yang hidup kudus dan berdedikasi dan giat untuk melayani Tuhan seperti itu,
misalnya nenek saya 'Lillie', ibu saya Mary, dan juga bibiku Carol Rose.
Nggak cuma itu, wanita yang
hidupnya paling dekat dengan saya adalah istriku, Martha pun telah melayani
Tuhan dengan cinta dan pengabdian tanpa batas selama 4 dekade dan mengajarkan
putri kami pengabdian yang teguh itu.
Ketika saya berusia 12 tahun,
Mary Ruth Eller menuntunku untuk berdoa pengakuan sebagai orang berdosa di
Vacation Bible School dan putrinya Regina melayani sebagai utusan injil di
Israel hari ini.
Guru sekolah minggu saya,
Gloria Dudley pun melanjutkan pelayanannya yang setia yaitu mengajar dan
melayani di gereja selama lebih dari 40 tahun.
Dan saat ini, ada wanita yang
melayani secara nasional dan internasional seperti Marilyn Hickey dan Beth
Moore.
Lantas, akan seperti apa
gereja tanpa harta seperti wanita-wanita ini?
Kita belajar dari Firman
Allah bahwa para wanita yang mengikuti Tuhan Yesus dan membantuNya dalam
pelayananNya di bumi, adalah seperti perempuan di saat ini.
Wanita memiliki tempat khusus
di hati Tuhan Yesus karena cinta dan pengabdian yang sangat murni dan tulus
yang dilakukannya untukNya.
Jika kita ingat Paskah
pertama, maka kita akan teringat bagaimana muri-murid Tuhan dan para lelaki di
tempat persembunyiannya meringkuk dan berduka dengan pintu yang terkunci dengan
perasaan takut dan tidak percaya.
Tetapi, alih-alih begitu para
wanita justru pergi ke kuburuan dengan keberanian untuk melayani Tuhan, bahkan
dalam kematianNya.
Malaikat Tuhan menyatakan
kepada mereka bahwa Yesus sudah bangkit dan menunjukkan kepada para wanita
tersebut bahwa kubur Yesus sudah kosong.
Dengan cepat para wanita itu
pun bergegas memberitahu para murid, dan di tempat persembunyian itu, Yesus
sendiri menampakkan dirinya kepada mereka dan para wanita itu adalah orang yang
pertama menyembah Yesus dibanding para pria.
Yesus menunjukkan
kelembutanNya ketika Dia mengatakan kepada muridNya untuk pergi memberitahu
kepada saudaraNya, dan para murid lainnya untuk bertemu denganNya di Galilea.
Dan para wanita Allah yang
luar biasa seperti Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, Salome, Joanna dan yang
lainnya lah yang diberi tugas pertama
untuk membagikan injil soal kebangkitan Yesus ini.
Alkitab pun memberitahu kita,
"Dan setelah mereka kembali dari kubur,
mereka meceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua
saudara yang lain." (Lukas 24:9)
Jadi, Yesus memakai para
wanita untuk melayani Allah dengan menjadi penginjil di Paskah pertama dan
menyebarkan injil kebangkitan. Dan Yesus sudah bangkit!
Hak Cipta © Gene Markland, digunakan dengan izin.