Roma 12:1
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 98; Lukas 10; Yosua 7-8
"Hei, Rose. Apa sih arti pengorbanan? ”
Saya melihat ke kaca spion. Bagaimana percakapan dengan cucu perempuanku berganti begitu cepat dari menghitung sapi di padang rumput ke mendefinisikan kata pengorbanan?
"Di mana kamu mendengar kata itu, Baylor?"
"Paduan suara. Kami menyanyikan lagu kemarin dan ada kata itu. ”
“Kita sering mendengar kata 'pengorbanan' di gereja. Kita membacanya dalam Alkitab juga. Alkitab memberi tahu kita bahwa Yesus adalah suatu korban bagi kita karena Allah sangat mengasihi kita.”
Baylor yang berusia empat tahun mengerutkan hidungnya. "Tapi aku tidak tahu apa artinya itu."
"Baik. Bagaimana jika kamu dan Sissie membuat kue. Kamu membawa beberapa kue itu ke tetangga lalu pulang untuk pesta teh. Kamu berdua makan satu kue dan satu lagi tersisa di piring. Kalian berdua menginginkan kue itu. ”
"Kami bisa membaginya menjadi dua." Baylor meletakkan tangannya di bawah dagunya. "Tapi kupikir aku ingin semuanya."
"Kamu memandangi kakakmu. Kamu tahu dia benar-benar menginginkan kue itu juga. Dan kamu sangat mencintai Sissie. Jadi cintamu pada Sissie membuatmu berkata, ‘Sissie, aku tahu kamu menginginkan kue itu. Aku sangat mencintaimu, aku akan membiarkanmu memakannya.’ Itulah yang disebut pengorbanan. Kamu memberikan sesuatu yang sangat kamu inginkan karena kamu sangat mencintai Sissie. ”
"Oh, jadi aku mengorbankan kuenya."
"Betul. Ada banyak jenis pengorbanan. Tetapi jika kita bisa memahami yang sederhana, akan lebih mudah untuk memahami yang lebih sulit. "
Bahkan orang dewasa bergumul dengan pengorbanan — untuk menyerahkan sesuatu yang kamu sangat sukai untuk keuntungan orang lain. Jika kamu seorang murid yang mempelajari Alkitab, kamu tahu bahwa pada masa-masa itu, pengorbanan adalah gaya hidup.
Dalam Kejadian 22: 1-2 Allah mengajar Abraham:
Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Abraham sudah lama mencintai Tuhan dan mempercayai-Nya. Dia membawa Ishak ke gunung yang tunjuk untuk melaksanakan instruksi Tuhan. Kita tahu akhir ceritanya. Tuhan menyediakan domba jantan pengorbanan dan menyelamatkan Ishak. Tetapi Abraham membuktikan cintanya yang total kepada Tuhan dan kesediaannya untuk berkorban bahkan untuk putra yang telah ia tunggu bertahun-tahun.
Kemudian dalam Perjanjian Lama, kita belajar Yefta, orang Gilead, berjanji kepada Allah ketika dia maju melawan bangsa Amon.
Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran." Hakim 11:30 -31
Ketika dia kembali ke rumah, putri Yefta, satu-satunya anaknya, datang menari dari rumah untuk menyambut ayahnya. Yefta sekalipun sangat sedih tetapi dia tetap setia pada sumpahnya. Meskipun itu berarti pengorbanan putrinya, Yefta menepati janji. (Hakim 11: 34-40)
Pengorbanan lain muncul di seluruh Alkitab, tetapi, tentu saja, kita tahu pengorbanan Tuhan Yesus yang terbaik. Tuhan sangat mencintai kita sehingga Dia mengorbankan Anak-Nya. Salah satu ayat pertama yang kita hafal sebagai anak-anak adalah Yohanes 3:16:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Tuhan rela mengorbankan Anak-Nya untuk kita. Putra satu-satunya. Untuk kita. Adakah sesuatu dalam hidupmu yang Dia minta agar kamu berikan kepada-Nya hari ini? Kenapa kamu menunggu?
Hak Cipta © 2019 Linda J. Gilden, digunakan dengan izin.