Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu50[/kitab]; [kitab]Kisah22[/kitab]; [kitab]Imama10-11[/kitab]
Kita
seringkali bingung soal definisi dari cinta. Seperti contohnya, aku cinta kucingku.
Aku cinta bermain drum. Aku cinta hari yang cerah. Aku cinta kostumku. Aku cinta
grup band The Beatles. Aku cinta liburan Natal. Aku cinta Tom Brady. Aku cinta pekerjaanku. Aku cinta Bobby Sue.
Soal Bobby
Sue, kamu mungkin akan menyalahkan dia kalau sedang bingung. Dan Tom Brady? Dia mendapatkan lebih banyak cinta kita dari yang dia tahu.
Tapi mari membahas apa itu definisi cinta.
Berdasarkan kamus Merriam-Webster, kata cinta didefinisikan dalam 5 arti ini:
Seperti lima
definisi ini, cinta itu serba bisa. Kita bisa mengerti maknanya saat kita tahu
konteksnya. Tapi, sebagai mahkluk emosional, kita tak bisa selalu objektif. Kadang kala, kita juga bisa salah paham.
Contohnya, saat
pemain sepakbola Nasional melakukan mogok pada tahun 1987, liga mengontrak pemain
pengganti. Hal yang sama juga bisa kita lakukan pada cinta. Beberapa hal ini bisa kita lakukan.
Tapi kadang
kala kita memakai kata cinta sebagai pelampiasan berlebihan. Kata kerja seperti
rasa hormat, kagum, dan menikmati. Kalau kita menggunakan kata cinta pada benda, kegiatan atau orang lain, apa sih yang mereka rasakan dari kita?
Dengan kosakata
yang baru diperluas dan sensitivitas yang lebih besar terhadap nada suara kita,
mungkin orang akan lebih memahami perasaan kita yang sebenarnya. Kita tahu kalau kita harusnya mencintai pasangan kita, tapi apakah kita benar-benar mencintai latte favorit kita?
Tahukah
kamu kalau definisi cinta manusia masih terasa sangat dangkal dibanding dengan cinta
Tuhan. Alkitab berkata, “Tuhan itu adalah
kasih” (1 Yohanes 4: 8b). Yesus sendiri menaruh cinta ke dalam perspektif yang
berbeda bahwa kasih yang terbesar adalah kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yohanes 15: 13).
Tuhan membawa
cinta ke dalam hidup kita. Dia mengasihi dengan pengorbanan. Kasihnya tak bersyarat. Kita tak bisa berbuat apa-apa untuk membuat Tuhan lebih mengasihi kita.
Kita perlu
merangkul cinta dengan hati kita, bukan pikiran kita. Tuhan telah menunjukkan kepada
kita kasih tertinggi. Darah Yesus yang tercurah di kayu salib menjadi pendamai antara
kita dengan Dia. Supaya hubungan kita terus baik, kita harus menjaga komunikasi
kita dengan Tuhan. Takdir kekal kita bergantung pada pertanyaan besar ini: Bagaimana aku meresponi kasih Tuhan?
Hak Cipta
Tim Bishop 2017, digunakan dengan izin.