Kunci Rahasia Sumber Sukacita Orang Percaya
Kalangan Sendiri

Kunci Rahasia Sumber Sukacita Orang Percaya

Puji Astuti Official Writer
      5566

Filipi 4:8
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 95; Lukas 7; Yosua 1-2
Ada sesuatu yang lebih baik daripada mengejar kebahagiaan. Dan ada sesuatu yang lebih berdampak, bahkan lebih baik daripada kebahagiaan. Sesuatu itu disebut sukacita.

Sukacita adalah tema dari kitab Filipi. Sekarang, jika Paulus  menulis surat Filipi itu sambil duduk di pantai Mediterania, memandang matahari tenggelam, dan sambil menghirup es teh, hal itu akan mengjadi hal biasa. Tapi itu tidak terjadi. Paulus dipenjara di Roma ketika ia menulis surat ini kepada orang-orang percaya di Filipi. Meskipun ia menulis dari tempat yang tidak menyenangkan, Paulus menulis surat yang menggemakan perasaan sukacita.

Jadi, bagaimana mungkin Paulus begitu senang  dan gembira dalam keadaan buruk seperti itu? Dan apakah sukacita jenis ini masih bisa kita alami di  abad kedua puluh satu ini?

Jawabannya adalah "Ya." Bahkan, kita harus mengalami hal itu untuk diri kita sendiri. sukacita ini hanya khusus untuk Paulus; sukacita ini tersedia untuk setiap pengikut Yesus Kristus. Selain sukacita, ada kata lain yang  kita temukan sering digunakan di Filipi, dan itu adalah kata "pikiran". Kata pikiran dan berpikir digunakan beberapa kali dalam kitab ini.
Saya tidak menganjurkan berpikir positif, berpikir kemungkinan, atau sekadar optimisme. Alkitab bukanlah buku self-help yang hanya akan menempatkan pegas pada kaki kita dan membuat kita sedikit lebih bahagia. Paulus berpikir Alkitabiah. Dan di Filipi, ia menceritakan tentang pikiran, sikap, dan pandangannya.

Seperti Paulus, kita perlu berpikir sesuai garis kitab suci. Rahasia sukacita orang percaya tidak ditemukan dalam dunia  yang bebas masalah, karena dunia seperti itu tidak ada. Sebaliknya, itu ditemukan dalam cara kita berpikir. Yaitu dengan memikirkan "semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji."




Ikuti Kami