Yoel 2: 12
Berbaliklah kepada-ku dengan segenap hatimu…dengan menangis dan dengan mengaduh
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu101[/kitab]; [kitab]Lukas13[/kitab]; [kitab]Yosua13-14[/kitab]
Ratapan pertobatan bukan berarti tindakan mengasihani diri yang cengeng; tidak sama dengan meratapi kehilangan harta, ataupun penyesalam karena kehancuran yang diakibatkan dosa di dalam hidup kita tetapi belum diselesaikan. Saya bertemu banyak orang yang mencurahkan isi hatinya dengan menangis, karena mereka menyadari dosa mereka dan akibat serius yang ditimbulkannya.
Pertobatan yang sejati lebih dari sekadar menyesali dosa-dosa kita dan bagaimana kita telah membiarkan dosa mencabik-cabik hidup kita. Pertobatan sejati berarti berpaling dari dosa, keputusan yang diambil dengan penuh kesadaran dan tekad untuk meninggalkan dosa dan kesadaran untuk berbalik kepada Allah dengan komitmen untuk mengikuti kehendak—Nya bagi hidup kita. Pertobatan berarti perubahan arah, pergantian sikap, dan penundukan kehendak. Secara manusiawi, ini adalah bagian kecil kita di dalam rencana keselamatan, walaupun sesungguhnya kekuatan untuk bertobat berasal dari Allah.
Meskipun demikian, tindakan pertobatan tidak membuat kita berjasa ataupun membuat kita layak diselamatkan, melainkan mengondisikan hati kita untuk menerima kasih karunia Allah. Alkitab berkata, “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan (Kisah Para Rasul 3: 19)”. Bagian kita adalah bertobat, bagian Allah adalah mengubah dan mengampuni.
Memang tidak akan mudah untuk membebat kehendak kita yang bengkok dan bebal; tetapi setelah kita melakukannya, rasanya seperti tulang punggung yang dikembalikan ke tempatnya. Alih-alih merasakan tekanan dari hidup yang tidak selaras dengan Allah, kita akan merasakan ketenangan berkat perdamaian.