Mazmur 107: 28-29
Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu11[/kitab]; [kitab]Lukas23[/kitab]; [kitab]Hakim9-10[/kitab]
Mazmur 107
menceritakan tentang ‘orang-orang yang mengarungi laut dengan kapal-kapal’.
Sepanjang perjalanan mereka di laut, mereka melihat Allah sebagai pribadi yang
berada di balik badai yang bergelora dan pribadi yang menenangkan badai tersebut.
Di dunia kapal
layar, ada dua ketakutan besar, yaitu angin ribut yang menakutkan dan tidak ada
angin sama sekali. Pada posisi garis lintang tertentu, angin benar-benar
berhenti bertiup sehingga kapal layar tidak bergerak. Kapten dan awak kapal 'terjebak' tanpa bantuan. Akhirnya, tanpa adanya angin yang bertiup, persediaan air mereka pun habis.
Kadang kala
kehidupan menuntut kita untuk bertahan di dalam badai. Namun pada kesempatan
yang lain, kita juga diuji di dalam kejemuan. Kita mungkin merasa terjebak.
Sesuatu yang sangat kita idam-idamkan, sama sekali tidak dapat kita raih. Akan
tetapi, sekalipun kita berada di dalam keadaan krisis atau berada di sebuah
tempat di mana ‘angin rohani’ telah diambil dari pelayaran kita, sangatlah
penting bagi kita untuk memercayai tuntunan Allah. Tuhan, yang bertakhta atas
situasi yang berubah-ubah, pada akhirnya akan menuntun kita menuju pelabuhan kesukaan kita.
Allah adalah pribadi yang mampu
menggelorakan badai dan juga meredakannya