Kisah Para Rasul 18:2
Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 31; 1 Tesalonika 3; Yesaya 13-14
Dalam buku Outlive Your Life (Hidup Melayani), Max Lucado menulis: “Keramahtamahan membuka pintu bagi terbentuknya suatu komunitas yang luar biasa. Bukan suatu kebetulan bahwa dalam bahasa Inggris, hospitality (keramahtamahan) dan hospital (rumah sakit) berasal dari kata bahasa Latin yang sama, karena keduanya membawa pada hasil yang sama: kesembuhan. Ketika Anda membuka pintu rumah Anda bagi seseorang, undangan Anda mengandung pesan: ‘Engkau penting bagi saya dan bagi Allah.’ Anda mungkin hanya berkata, ‘Ayo mampir berkunjung.’ Namun yang didengar oleh tamu Anda adalah, ‘Saya diterima.’”
Ini mungkin yang telah didengar dan dirasakan Rasul Paulus ketika Akwila dan Priskila membuka pintu rumah mereka baginya. Ketika Paulus tiba di Korintus, kemungkinan ia merasa sangat lelah karena perjalanan yang ditempuhnya dari Atena. Bisa jadi Paulus merasa kecewa karena pelayanan yang sepertinya tidak berhasil di sana (Kis. 17:16-34). Ia lalu menulis, “Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar” (1 Kor. 2:3). Akwila dan Priskila kemungkinan bertemu dengan Paulus di suatu pasar di Korintus. lalu mengundangnya untuk tinggal bersama mereka. Mereka menyediakan kesegaran bagi jiwa melalui keramahtamahan Kristen yang mereka tunjukkan.
Sebagai pengikut Yesus, kita dipanggil untuk bersikap ramah tamah dengan membuka pintu rumah kita demi menolong orang-orang yang sedang dilanda badai hidup dan membutuhkan pemulihan. Kita dapat dipakai Tuhan karena Dia sendiri telah menolong kita. —MLW
Kasih dan kuasa Kristus dapat mengalir dari keramah tamahan yang kita tunjukkan kepada sesama.