Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 30; 1 Tesalonika 2; Yesaya 11-12
Keistimewaan masa depan Yusuf telah tampak ketika namanya ditulis mengawali riwayat keturunan Yakub pada pasal ini, "Inilah riwayat keturunan Yakub, Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun.." (2). Bukan si sulung Ruben atau si bungsa Benyamin, tetapi Yusuf yang disebutkan pertama kali. Tuhan berkehendak bebas untuk memilih siapa saja yang akan Dia pakai sebagai alat untuk menjalankan rencana-Nya, dan Dia memilih Yusuf.
Di usia muda, Yusuf telah menerima tanda akan masa depannya. Seperti halnya Yakub, ayahnya, yang menerima janji pemeliharaan Tuhan lewat mimpi, Yusuf pun mendapat pesan melalui mimpi yang menggambarkan keunggulan dirinya di antara saudara-saudaranya (7), bahkan di hadapan orang tuanya (10).
Sebagai orang yang dipilih Tuhan, jelas Yusuf bukan orang yang sempurna. Alkitab bahkan memperlihatkan betapa naifnya Yusuf sehingga menceritakan secara gamblang dan terbuka sebuah mimpi yang bersifat sangat sensitif itu kepada saudara-saudaranya dan bahkan kepada ayahnya. Respons kemarahan yang ditunjukkan oleh saudara-saudara Yusuf dan teguran yang diberikan oleh Yakub adalah respons yang wajar bagi siapapun yang mendengar kisah tersebut diceritakan oleh seorang muda dan seorang anak seperti Yusuf. Kisah Yusuf selanjutnya menjelaskan pada kita, sejauh apa Allah telah bertindak untuk membentuk Yusuf menjadi pribadi yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Keistimewaan Yusuf sebagai orang pilihan Allah tidak membuatnya bebas dari tempaan. Justru karena ia dipanggil untuk sebuah rencana istimewa bagi keluarga dan bangsanya, proses pembentukan karakternya pun berlangsung sulit. Ibarat emas yang harus dibakar dalam derajat panas api yang tinggi untuk mendapatkan hasilnya yang murni. Karenanya kisah Yusuf memberi pencerahan kepada kita ketika menghadapi persoalan hidup. Jangan menyerah oleh berbagai keadaan sulit, sebab setiap kesulitan adalah cambuk yang akan membawa kita semakin dekat pada masa depan yang Tuhan rancang bagi kita.
Setiap perhiasan yang indah harus melalui pembentukan dan tempaan, demikian juga kehidupan manusia.