Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 89; Lukas 1; Ulangan 25
Allah memang terkenal pada hari Minggu. Pada hari itu jutaan orang di seluruh dunia menghentikan kegiatan mereka untuk mengunjungi sebuah gedung gereja dengan tujuan beribadah, bernyanyi bersama rekan-rekan mereka lainnya dan mengenal Allah melalui firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba Tuhan. Namun ketika hari Senin, dimanakah mereka menempatkan Allah dalam kehidupan sehari-hari? Ketika perhatian mereka terbagi pada banyak hal lain yang penting, mereka pun bepergian tanpa beban sepanjang minggu, tanpa menghiraukan Dia.
Bahkan di antara jemaat yang pergi ke gereja pada hari Minggu, ada yang menyebut nama Allah dengan tidak hormat. Sering kali rencana-rencana-Nya tidak dihiraukan dan petunjuk-petunjuk-Nya bagi kehidupan tidak direnungkan sedikit pun.
Dari mana kita bisa berpendapat bahwa Allah hanya menghendaki perhatian kita pada hari Minggu? Rasul Paulus mengatakan bahwa kita harus tetap berdoa (1 Tesalonika 5:17). Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa Allah juga pasti mendengarkan kita dari Senin sampai Sabtu. Rasul Paulus juga menulis, "Bersukacitalah senantiasa" (ayat 16). Kata senantiasa juga menunjukkan bahwa tidak seharusnya kita berhenti menyanyi hanya karena alat musik di gereja tidak dimainkan pada hari-hari biasa. Dan bagaimana dengan perintah, "Mengucap syukurlah dalam segala hal" (ayat 18)? Ayat ini secara nyata mengungkapkan bahwa di sepanjang minggu kita memiliki kesempatan untuk berkata, "Syukur kepada-Mu, ya Allah".
Hari Minggu adalah hari yang disediakan khusus untuk memberi perhatian secara langsung kepada Allah. Namun hal itu tidak berhenti di situ saja. Lanjutkan di hari Senin, Selasa, Rabu, dan seterusnya, karena sesungguhnya setiap hari itu adalah miliknya Tuhan dan kita wajib memberi perhatian kepada Tuhan di setiap hari yang adalah milik-Nya.
Beribadahlah kepada Allah pada hari Minggu dan tetaplah berjalan bersama-Nya pada hari-hari berikutnya.