Percaya dalam Kekecewaan
Kalangan Sendiri

Percaya dalam Kekecewaan

Lestari99 Official Writer
      6905
Yohanes 11:25-26
Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 86; Roma 14; Ulangan 19-20

Saat bayi Raja Daud yang baru saja lahir sangat sakit dan hampir mati, Daud berdoa siang dan malam dengan satu kepercayaan, Tuhan dapat menyembuhkan anaknya. Ia tidak mau makan atau minum; ia tidak mau bercukur ataupun mandi; ia tidak menghadiri bisnis apapun; ia tidak mau melakukan apapun selain berdoa, berseru kepada Tuhan.

Walaupun doa-doa Daud penuh semangat, pada hari ketujuh anak itu mati. Para pelayan Daud kuatir bagaimana mereka akan memberitahukan sang raja bahwa bayinya sudah mati. Mereka mengira bahwa ia akan begitu hancur, begitu putus asa sehingga ia tidak dapat menerimanya. Tetapi saat Daud akhirnya mengetahui apa yang telah terjadi, ia mengejutkan mereka semua. Ia bangun dari lantai, membasuh wajahnya dan mengenakan pakaian baru. Kemudian ia minta para pelayannya untuk membawakannya sedikit makanan, dan ia duduk serta memakan makanan itu.

Para pelayannya kebingungan. Mereka berkata, "Daud, saat anakmu masih hidup, engkau berpuasa dan berdoa. Tetapi sekarang ia telah meninggal, engkau bertindak seolah-olah tidak ada yang salah."

Daud menjawab, "Ya, aku berpuasa dan berdoa saat putraku sedang sakit, dengan berpikir bahwa Tuhan mungkin menyembuhkanya. Tetapi sekarang ia telah meninggal, aku tidak dapat membawanya kembali. Ia tidak akan kembali padaku, tetapi aku akan pergi kepadanya." Perhatikanlah sikap Daud. Ia tidak menjadi pahit hati. Ia tidak mempertanyakan Tuhan. Ia bisa saja menggeram, "Tuhan, kukira Engkau mengasihiku. Mengapa Engkau tidak menjawab doa-doaku?"

Daud tidak melakukannya. Ia berani mempercayai Tuhan di tengah-tengah kekecewaannya. Ia membasuh wajahnya dan melanjutkan kehidupannya. Anda dan saya harus belajar untuk melakukan hal yang sama. Orang mungkin telah salah memperlakukan Anda. Seseorang mungkin telah meninggalkan Anda, atau Anda mungkin telah berdoa dengan berapi-api, tetapi Tuhan tidak menjawab doa Anda dengan cara yang Anda harapkan. Itu sudah berlalu dan selesai. Anda tidak dapat mengubah masa lalu; tidak ada yang dapat Anda lakukan tentang semua itu sekarang. Tetapi Anda harus membuat sebuah keputusan, apakah Anda akan menghidupkan kembali kenangan-kenangan menyakitkan itu, atau Anda akan tetap dalam sikap iman?

Anda harus belajar keluar dari belenggu emosional itu yang telah Anda jalani dalam kehidupan. Tak seorang pun dapat melakukannya bagi Anda. Anda harus bangkit keluar dari abu itu. Anda harus mengampuni orang-orang yang telah menyakiti Anda. Anda harus melepaskan semua rasa sakit dan penderitaan itu. Tinggalkanlah masa lalu di belakang. Saat Anda mengalami keadaan-keadaan yang Anda tidak mengerti, jangan pahit hati. Jangan mempertanyakan Tuhan. Belajarlah untuk melakukan seperti yang Daud lakukan: basuh wajah Anda, jagalah sikap yang baik dan lanjutkanlah kehidupan. Bersiaplah untuk hal-hal baru yang Tuhan telah simpan bagi Anda.

Jika Anda mau tetap dalam sikap iman dan kemenangan, Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan mengubah luka-luka emosional itu. Ia akan memakainya untuk keuntungan Anda, dan Anda akan keluar dengan lebih baik dibanding jika semua itu tidak terjadi pada Anda.

Mempertahankan kekecewaan tidak akan membuat hidup Anda menjadi lebih baik.

Ikuti Kami