Kejadian 41:44
"Berkatalah Firaun kepada Yusuf, “Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir.”
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 72; Markus 16; Bilangan 27-28
Jika kita asosiasikan kehidupan Yusuf dengan jaman sekarang, anggap saja Yusuf itu sebagai pembantu, bahkan lebih rendah dari itu karena dia tak punya hak apa-apa. Namun, dia dipercayakan kekuasaan di dalam rumah Potifar. Coba kita bayangkan, seorang pembantu di rumah kita, punya kuasa yang sama dengan kita. Apa jadinya?
Kemudian dia difitnah dan akhirnya dia dimasukkan ke dalam penjara. Kita bayangkan di jaman sekarang, dimana seorang narapidana yang ditangkap, punya kekuasaan di dalam penjara oleh kepala penjara tersebut. Apa jadinya?
Namun, satu hal ini yang membuatnya bisa ‘naik jabatan’ yaitu integritasnya kepada Allah. Karena dari awalnya, dia memang memegang prinsip yang diajarkan Allah, meskipun mengalami berbagai penderitaan dan fitnah. Dari seorang narapidana, dia langsung saja diangkat jadi penguasa kedua setelah Firaun. Tiap orang tidak boleh bergerak tanpa sepengetahuan Yusuf? Luar biasa sekali bukan?
Jika dia tidak berintegritas pada Allah, dia tidak mungkin datang kepada saudara-saudaranya ketika disuruh sang ayah, karena dia tahu semua saudaranya membencinya. Dia juga tidak akan lari dari rayuan istri Potifar. Toh, tidak ada orang di rumah saat itu. Perbuatan mereka tidak akan ketahuan. Tapi Yusuf tidak mau, karena Tuhan tahu dan dia ingin terus ‘bersih’ di hadapan Tuhan. Terlebih lagi, Yusuf tidak akan diangkat menjadi orang yang dipercaya dimana dia ditempatkan, jika dia tak memiliki integritas.
Integritasnya tetap melekat di dalam dirinya, meskipun dia dalam keadaan sukar. Makanya Allah memberkati dia bahkan orang-orang di sekitarnya karena dia. Integritasnya tak pernah dipertanyakan karena dia percaya Allah yang dia sembah. Begitu pula kita.
Kadang kita disuruh ini itu padahal itu bukan bagian kita. Terkadang di dalam pekerjaan kita diberikan beban yang menurut kita terlalu lebih banyak. Terkadang di dalam pelayanan, kita selalu dituntut lebih. Di dalam segala situasi, kita selalu ‘dicambuk’ namun pada akhirnya integritas yang kita punya, terutama kepada Tuhan yang membuat hidup kita penuh berkat.
Yusuf selalu menjadi orang yang dipercaya dimanapun dia berada. Hal itu bukan karena dirinya, namun integritasnya kepada Allah untuk terus mencari wajah-Nya.