Selamat pagi, saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Di hari ketiga puluh empat dari seri renungan kita, kita dipanggil untuk refleksi yang mendalam tentang esensi pelayanan kita: Untuk menjadi seorang hamba, saya harus berpikir seperti seorang hamba.
Ayat Renungan: Filipi 2:5 (TB) - "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus."
Ayat ini mengajak kita untuk meniru sikap dan pikiran Kristus, yang merupakan contoh utama dari seorang hamba. Dalam hidup dan pelayanannya, Yesus selalu menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan pribadi-Nya dan selalu mencari cara untuk melayani, bukan dilayani.
Pertanyaan Renungan: Apakah biasanya saya lebih ingin dilayani atau mencari jalan untuk melayani orang lain?
Anda telah dengan jujur mengakui bahwa selama ini Anda cenderung ingin dilayani daripada mencari jalan untuk melayani orang lain. Mengakui ini adalah langkah pertama yang penting dalam proses berubah untuk memiliki pikiran seorang hamba. Berikut adalah beberapa cara untuk mengembangkan pikiran seorang hamba:
Berorientasi pada Orang Lain: Mulailah setiap hari dengan meminta Tuhan untuk membantu Anda melihat dan memenuhi kebutuhan orang lain. Coba tanyakan pada diri sendiri, "Bagaimana saya bisa membantu seseorang hari ini?" dan jadikan itu prioritas Anda.
Menjadi Pelayan, Bukan Pemilik: Ingatlah bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan dan kita dipanggil untuk mengelolanya dengan baik untuk kebaikan bersama. Dalam mengelola sumber daya, waktu, dan talenta, tanyakan bagaimana ini bisa digunakan untuk melayani orang lain.
Fokus pada Tugas Anda: Daripada membandingkan diri dengan apa yang orang lain lakukan atau memiliki, fokuslah pada apa yang Tuhan panggil Anda untuk lakukan. Ini akan membantu Anda tetap rendah hati dan berpusat pada tugas Anda dalam Kristus.
Menemukan Identitas Anda dalam Kristus: Identitas Anda tidak didefinisikan oleh status, kekayaan, atau pengakuan, tetapi oleh siapa Anda dalam Kristus. Memahami ini dapat membantu Anda tetap rendah hati dan berfokus pada melayani orang lain tanpa mengharapkan sesuatu sebagai balasan.
Melihat Pelayanan sebagai Kesempatan: Setiap kesempatan untuk melayani adalah sebuah berkat, bukan beban. Cobalah melihat pelayanan sebagai kesempatan untuk berbagi cinta Kristus, dan bukan sebagai kewajiban yang harus dilakukan.
Saudara-saudari yang terkasih, semoga renungan hari ini mendorong dan membimbing Anda untuk semakin memiliki pikiran Kristus, di mana melayani bukan hanya kegiatan, tapi bagian dari identitas Anda sebagai pengikut Kristus. Semoga Anda menemukan sukacita dan pemenuhan dalam melayani orang lain, seperti Kristus telah melayani kita.
Semoga Tuhan terus menguatkan dan menginspirasi Anda untuk hidup sebagai hamba yang sejati, melayani dengan kasih dan kesetiaan yang mendalam. Selamat melayani dalam kebaikan dan kasih karunia Allah.
© Nely Hergendi, diinspirasi dari buku The Purpose of Driven Life