1 Raja-raja 2: 4
Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 71; Ibrani 5; 2 Tawarikh 33-34
Putra Raja Daud, Salomo memerintah atas Israel selama 40 tahun lamanya. Dia menulis sebanyak 1005 lagu dan 3000 peribahasa bijak. Dia membangun bait suci bagi Tuhan dimana Tabut Tuhan berada pada saat itu.
Selama memerintah, Salomo hidup dalam kebaikan, damai, kuasa, kekayaan dan kebijaksanaan dari Tuhan. Sayangnya, di akhir kehidupannya dia berbalik melawan Tuhan.
Kejatuhan Raja Salomo terletak pada kelemahannya terhadap wanita. Karena janji Tuhan atas hidupnya sesuai dengan kesepakatan diantara mereka, maka dia pun mendapat konsekuensi dari perbuatannya.
“Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.” (Lukas 12: 48)
Kita, sama seperti Raja Salomo, tidak ada bedanya. Kita semua punya sisi lemah yang kadang membuat kita jatuh dalam dosa (Roma 3: 23). Lalu bagaimana kita bisa kembali benar di mata Tuhan setelah jatuh dalam dosa? Jawabannya adalah ‘hanya melalui Yesus Kristus’.
Begitu kita bertobat dari dosa kita, Bapa Surgawi tidak lagi memperhitungkan dosa-dosa kita. Sebaliknya, Tuhan memandang kita melalui perjanjian darah Yesus Kristus. Tidak lagi ada penghukuman di dalam Yesus. Karena itulah, kita perlu mengucap syukur dan yang tak kalah penting mau mengampuni diri kita sendiri.
Kita bisa belajar banyak hal dari apa yang diprioritaskan oleh Salomo selama hidupnya.
Berikut beberapa prinsip yang perlu kita pelajari:
Hari ini, mari mencari Tuhan dengan segenap hati, jangan bersandar kepada pengertian Anda sendiri. Sebab kita ini lemah dan Tuhan sendiri sumber kekuatan kita.
Hak cipta Margaret D. Mitchell, disadur dari Crosswalk.com