Mazmur 139:23-24
Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 6; Wahyu 12; Nehemia 4-5
Kita diingatkan untuk tidak membiarkan diri kita menjadi keras hati, karena jika kita melihat seluruh konsep pengerasan dalam perspektif alkitabiah, kita akan mendapati najwa sesuatu terjadi pada kita melalui dosa yang dilakukan berulang kali.
Hati nurani kita terbakar. Semakin banyak kita melakukan dosa tertentu, semakin sedikit pula penyesalan yang kita rasakan. Hati kita menjadi bebal karena ketidaktaatan yang terus kita lakukan.
Ketika Tuhan mengeraskan hati, yang Dia lakukan adalah menjauh dan berhenti berjuang bersama kita. Misalnya, ketika pertama kali saya melakukan dosa tertentu, saya merasa terganggu oleh hati nurani saya. Dalam kasih karunia-Nya, Tuhan mengingatkan dan mencoba meyakinkan saya untuk menghentikan kejahatan yang saya lakukan.
Jika Dia ingin mengeraskan saya, yang harus Dia lakukan adalah berhenti menegur saya, berhenti menyenggol saya, dan beri saya tali yang cukup untuk gantung diri.
Ketika kita melihat Firman Tuhan bahwa ketika Allah mengeraskan hati, Dia tidak memaksa orang untuk berbuat dosa. Sebaliknya, Dia memberi mereka kebebasan untuk melakukan kejahatan keinginan mereka sendiri (Yakobus 1: 13-15)
Berdoalah dengan mazmur Daud: “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 139:23-24).
Hak cipta oleh Dr. RC Sproul, disadurkan dari crosswalk.com.