Hadir Menolong Orang Lain Di Tengah Krisis
Kalangan Sendiri

Hadir Menolong Orang Lain Di Tengah Krisis

Lori Official Writer
      11

Ayat Renungan: 2 Korintus 1: 3- 4 “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.”

 

Masa-masa krisis dalam hidup dapat datang dalam berbagai bentuk. Kadang, krisis hadir dalam bentuk kehilangan orang terkasih secara tak terduga. Di lain waktu, krisis muncul akibat perlakuan menyakitkan dari orang lain. Pengalaman-pengalaman ini akan terus silih berganti selama kita hidup di dunia.

Namun, melalui setiap pengalaman tersebut, Tuhan membentuk kita agar memiliki kapasitas lebih besar untuk menolong mereka yang menghadapi krisis serupa. Tuhan mau kita berbagi apa yang kita alami kepada mereka yang sedang berjuang, sehingga mereka bisa melewatinya dengan cara yang sama dengan kita. 

Seperti yang tertulis dalam 2 Korintus 1:3-4, “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.” Sederhananya, Tuhan menghibur kita bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi agar kita juga mampu menolong dan menghibur orang lain. Inilah cara Tuhan memakai hidup kita untuk menjadi berkat bagi mereka yang tengah melewati masa-masa sulit. 

Jika hari ini Tuhan menggerakkan hati Anda ingin menolong seseorang yang sedang dalam krisis, tetapi Anda masih merasa ragu, cobalah memulai dengan langkah-langkah sederhana berikut:

Hadirlah untuk mereka. Kehadiran adalah bentuk dukungan yang paling berarti. Demikian dilakukan Yehezkiel di tengah orang-orang buangan di Tel-Abib. “Demikianlah aku datang kepada orang-orang buangan yang tinggal di tepi sungai Kebar di Tel-Abib dan di sana aku duduk tertegun di tengah-tengah mereka selama tujuh hari.” (Yehezkiel 3: 15). Terkadang kita tidak perlu berkata apa-apa, cukup hadir, mendengar dan menunjukkan kepedulian.

Bersabarlah. Krisis sering kali mengguncang emosi seseorang. Jadi, cobalah untuk bersabar terhadap mereka dan jangan paksakan solusi yang menurut Anda baik jika mereka belum siap. Mari aplikasikan 1 Korintus 13: 4, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.”

Doakan mereka. Di saat krisis, Anda harus belajar memberi orang lain penghiburan yang hanya bisa diberikan Tuhan. Jadi, mari berdoa untuk mereka. Berdoalah bagi mereka dan perkatakan janji-janji firman Tuhan, seperti dalam Filipi 4: 7, “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Tuhan tidak pernah merancangkan sesuatu tanpa tujuan dalam hidup kita. Bahkan krisis yang kita alami di masa lalu pun bisa Tuhan pakai menjadi saluran kasih dan penghiburan bagi orang lain. Jangan lagi pernah merasa ragu jika hati Anda tergerak menolong orang lain. Karena melalui kita, mereka bisa merasakan kehadiran dan kasih Tuhan.

 

Momen Refleksi: 

Apakah Anda peka terhadap penderitaan orang lain di sekitar Anda? Langkah konkret apa yang bisa Anda lakukan hari ini untuk menghibur dan menolong mereka?

Ikuti Kami