Temukan Obat dalam Jalinan Komunitas
Kalangan Sendiri

Temukan Obat dalam Jalinan Komunitas

Claudia Jessica Official Writer
      2790

Filipi 1: 3-4

Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 52; Markus 2; Yesaya 57-58

Terkadang awan gelap melayang di hatiku. Seringkali saya tidak bisa menemukan alasan yang tepat, mengapa saya merasa kalut.

Setiap kali saya merasa seperti itu, saya akan membuat daftar pekerjaan yang harus saya lakukan, termasuk hal kecil sekalipun. Misalnya seperti mencuci piring, membuang sampah, melipat cucian. Melihat daftar pekerjaan yang telah saya lakukan membuat saya merasa lebih baik karena merasa produktif.

Namun ketika kekalutan saya meningkat, biasanya saya akan merasa bahwa saya membutuhkan komunitas. Terkadang saya mencoba untuk menelepon seorang teman, mendoakannya, dan memberikan semangat untuknya. Komunitas adalah obat yang baik.

Dalam kehidupan, terkadang saya lupa bahwa saya ada untuk berada dalam komunitas, dan ketika saya tidak terhubung dalam komunitas, saya merasa ada yang tidak beres dengan hati saya.

Paulus mencintai komunitas. Komunitas menjalin jalan di seluruh Firman Tuhan dengan nasihat dari Paulus untuk saling mengasihi, mendukung satu sama lain, melayani satu sama lain, saling memaafkan meskipun tidak dengan kata-kata.

Karunia persekutuan adalah salah satu berkat tak ternilai yang Tuhan janjikan kepada Abraham dalam Kejadian 12 dan 15. Karunia yang sama juga kita miliki ketika kita mengasihi Yesus (Galatia 3:29). Tuhan berjanji kepada Abraham Dia akan menciptakan komunitas besar dari keturunan Abraham, dan komunitas itu akan diberkati dan menjadi berkat bagi orang lain.

Tuhan menepati janji ini setiap kali kita berkumpul sebagai orang Kristen dan setiap kali kita menawarkan dorongan yang memberi kehidupan yang alkitabiah kepada orang lain. Kita menjadi saluran kasih karunia untuk mendukung orang-orang yang merasa terluka.

Paulus sangat ingat tentang jemaat di Filipi sebagai keluarga yang mengalami sukacita luar biasa karena hubungan mereka dengan Yesus berhasil menghubungkan mereka satu sama lain. Sukacita adalah tema di seluruh surat ini. Melalui kata-kata ini, Paulus mengajarkan jemaat Filipi untuk terus mengembangkan komunitas mereka yang akan berakhir memuliakan Tuhan.

Salah satu karunia Tuhan kepada umat-Nya adalah keluarga di gereja lokal. Dia menepati banyak janji-Nya melalui umat-Nya.

Ketika menghadapi kedukaan, mereka menjadi pelukan Tuhan, bahu untuk menangis, tangan-Nya merawat kebutuhan kita, dan memberi kita tisu ketika kita tidak menyadari bahwa air mata kita menetes.

Saya membayangkan Tuhan berbisik kepada salah satu anak-Nya dan mengatakan, “Sharon kira Aku telah meninggalkannya. Engkau akan menjadi tangan-Ku dan memeluknya. Engkau akan menjadi hati-Ku dan mencintainya. Engkau akan menjadi tangan-Ku untuk melayaninya.”

Masing-masing dari kita akan saling menolong, menguatkan, mengarahkan hatinya kepada Tuhan dan membangun komunitas yang kuat. Kita juga harus bersedia menerima dorongan dan bantuan orang lain.

Suatu hari, kita akan memberikan dukungan kepada orang lain yang sedang terluka dengan cara memperlengkapi mereka untuk menawarkan bantuan dan harapan serupa kepada orang lain.

 

Apakah Anda merasa kalut hati ini? Mungkin obat yang hilang dari lemarimu adalah adalah hubungan dengan teman yang dapat dipercaya. Inilah saatnya untuk menawarkan semangat kepada teman yang membutuhkan bantuan untuk mendukung mereka mengerahkan jati kepada Yesus.

Apakah Anda memiliki keluarga gereja, komunitas yang dapat Anda andalkan ketika Anda terluka, tempat Anda menerima bimbingan dan dorongan? Waktu yang Anda habiskan bersama komunitas ini memupuk hubungan yang akan memperlengkapi Anda untuk saling membutuhkan.

Sikap satu sama lain mendorong kehidupan baru, memperdalam kasih kita satu sama lain, dan mendorong kita untuk meneruskan kasih-Nya kepada orang lain.

 

Hak cipta oleh Sharon W. Betters, disadurkan melalui crosswalk.com.

Ikuti Kami