Matius 5: 6
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 77; Roma 5; Ulangan 1-2
Buncis segar dari kebun kami direbus dengan bawang putih, disajikan dengan kentang tumbuk panas dan saus buatan sendiri yang hangat di atas kompor di sebelah baso. Aromanya yang wangi semerbak ke seluruh ruangan rumah. Makanan sempurna ini siap disajikan untuk orang-orang yang kucintai. Anak-anak dan cucu-cucuku sedang berkunjung, jadi aku bahagia bisa berkumpul bersama dengan keluarganya di lingkaran meja makan.
Cucu tertua kami adalah tipe atletis dan tidak banyak yang
bisa menghentikan selera makannya. Ungkapan kaki berlubang pasti berlaku untuk
anak ini, jadi aku membuat dua kumpulan. Waktu dia mendapatkan makanan, aku
terkejut mendengar kalau dia tidak lapar. Ucapannya membuat kami bertanya-tanya apakah dia sedang sakit?
Lalu aku memperhatikan adik laki-lakinya sedang memainkan matanya.
Kami pun segera tahu rahasia apa dibalik semua itu. Dia tidak lapar karena dia
dan adiknya sudah memakan sejumlah keripik kentang sebelum makan malam. Dia merasa kenyang dengan makanan sampah itu.
Banyak dari kita melakukan tindakan seperti yang dilakukan
cucuku dalam perjalanan rohani kita. Sama seperti kelaparan fisik, kita juga
bisa mengalami kelaparan rohani. Sebagian besar dari kita bisa mengaku kenyang.
Hari-hari kita dipenuhi dengan banyak hal yang menuntut waktu dan perhatian. Pikiran
dan emosi kita menjadi sangat sibuk, kita sering menemukan kalau kita tak lapar akan hal-hal yang berbau rohani yang dipenuhi dengan firman-Nya.
Kurangnya nafsu rohani bukanlah hal baru bagi manusia. Bahkan
orang Israel, yang benar-benar menyaksikan manifestasi Tuhan dengan ajaib, pun mengalaminya.
Mereka mengisi diri mereka dengan hal-hal yang mereka pilih dibanding dengan menjadi
lapar akan firman Tuhan. Ulangan memberi tahu kita bahwa Allah membuat mereka menghadapi kesulitan supaya kembali merasa lapar kepada Tuhan.
"Jadi Ia
merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna,
yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk
membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN." (Ulangan 8: 3)
Waktu aku memikirkan cucu laki-lakiku tersebut, aku segera bertobat
karena mengisi hidupku dengan kegiatan yang membuatku stress dan kurang lapar akan
Tuhan. Beberapa di antaranya adalah kegiatan pelayanan, tapi aku mengizinkan terlalu
banyak dari mereka tanpa bertanya kepada Tuhan yang mana yang Dia paling
inginkan untuk aku lakukan. Aku merasa terlalu sibuk dan tidak bisa benar-benar
menikmati apa yang sudah disiapkan Allah bagiku. Aku tahu aku perlu merasa
lapar lagi. Aku tak mau kalau Tuhan akhirnya merendahkanku lebih dulu. Aku mau bertobat dan berseru supaya kelaparan rohaniku kembali.
Tuhan setia waktu kita berseru kepada-Nya. Rasa lapar kita akan
Dia tidak berasal dari diri kita sendiri, tapi datang dari kebaikan dan belas
kasihan-Nya pada kita. Keinginan kita untuk tahu lebih banyak tentang Tuhan tidak
datang dari sebatas apa yang disukai manusia, tapi itu harus berasal dari Dia. Adalah
hal yang luar biasa karena Tuhan sudah menyiapkan pesta rohani untuk kita, dan
kemudian menghasilkan dalam diri kita keinginan untuk ambil bagian dalam perjamuan firman-Nya.
“Berbahagialah
orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” (Matius 5: 6)
Mari datanglah kepada Tuhan untuk meminta pertobatan di hadapan-Nya dengan mengucapkan doa di bawah ini:
Bapa Surgawi,
ampuni aku untuk saat-saat ketika aku mengisi banyak hal dengan diriku sendiri sehingga aku tidak lagi tertarik dengan firman-Mu.
Terima kasih
karena sudah mengasihiku sehingga Engkau dengan sabar membawaku kepada kelaparan rohani lagi.
Terima kasih
sudah menyiapkan meja di hadapanku, dan menciptakan hatiku yang ingin diisi oleh
makanan di dalam hidupku.
Selama seminggu ini, kamu juga perlu mengisi hidupmu dengan mengoreksi kembali hal-hal apa yang mengisi pikiran, emosi dan waktumu. Sadarilah saat kamu begitu sibuk dengan hal-hal lain sehingga kamu tidak menginginkan waktu bersama Tuhan lagi. Waktu kamu benar-benar menyadari bahwa jiwamu dipenuhi dengan sampah, ingatlah untuk bertobat dan memohon kepada Tuhan untuk sekali lagi membuatmu lapar akan Allah dan firman-Nya.
Hak cipta Sherri House, digunakan dengan izin Cbn.com