1 Yohanes 3: 1
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa
kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah
anak-anak Allah.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu35[/kitab]; [kitab]Kisah7[/kitab]; [kitab]Kelua19-20[/kitab]
Cinta sejati.
Bagi beberapa orang, dua kata ini menggambarkan ibarat setangkai bunga mawar
dan lilin yang menhiasi makan malam romantis. Sementara bagi yang lain,
kata-kata Happily Ever After menggambarkan sensasi depresi yang meliputi dua
orang pria bernama Ben dan Jerry. Selama bertahun-tahun, aku mendapati diriku
di kedua posisi ini. Tapi akhir-akhir ini, aku teringat pada kasih termegah manusia yang pernah ada.
Tahun lalu,
temanku yang bernama Bonnie dan suaminya memutuskan mengadopsi dua anak cantik
dari Ethiopia. Setelah menghadapi satu hambatan yang cukup rumit, Bonnie tahu
kalau Tuhan mendesaknya pergi ke Ethiopia dan tinggal menetap di sana sampai dia berhasil melakukan adopsi.
Terlepas
dari banyaknya waktu yang dibutuhkan, dia akan membawa pulang putra dan
putrinya pulang. Atas restu suaminya, dia berhenti dari pekerjaannya, mengemasi
barang-barang ke tas dan membeli tiket pesawat. Mereka memang sudah berasumsi
kalau Bonnie akan pulang kurang dari sebulan. Tapi nyatanya, dia tetap tinggal di sana (di negara asing) selama hampir empat tahun lamanya.
Perjalanan
Bonnie mengarungi jalanan penuh air mata demi mendapatkan anak-anaknya jadi
peristiwa yang mengingatkan aka cinta Tuhan yang mendalam dan penuh gairah bagiku.
Pertarungan ini, peperangan ini, perang salib untuk anak-anaknya ini adalah
gambaran indah tentang dari perjuangan Tuhan yang tak kenal lelah atas kita,
anak-anakNya. Bapa Surgawi kita tak pernah berhenti untuk alasan apapun sebelum memastikan kalau kita aman dalam pelukanNya.
Inilah
cinta itu. Yesus Kristus sudah membuktikan kalau Dia akan melakukan apapun
untuk menunjukkan kasihNya kepada anak-anakNya. Dia meninggalkan surga yang
penuh kekudusan untuk menjadi satu dengan manusia di bumi yang penuh dosa
karena Dia mengasihi kita. Dia merasakan cabikan-cabikan di dagingnya yang
perih karena Dia mengasihi kita. Anak Allah menanggung dosa dunia dan membayar harga yang sangat mahal untuk itu karena Dia mengasihi kita.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita,
oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5: 8)
Tuhan Yesus
menyerahkan nyawa-Nya supaya kita bisa disebut anak-anak Raja. Inilah cinta! Luar
biasa, penuh dengan gairah! Tahu kalau kita punya Bapa Surgawi yang mau mengejar
dan berjuang untuk kita dan bahkan mati demi kita adalah cinta yang benar-benar dahsyat!
Masing-masing
kita diciptakan untuk mencintai dan dicintai. Hasrat terdalam kita berasal dari
hati yang rindu untuk dikejar. Mungkinkah kalau kamu merasa tak dicintai sepanjang
hidupmu? Terlepas dari rasa sakit atau penolakan yang kadang kamu hadapi di
depanmu, semoga kamu terdorong oleh hadirnya Cinta Sejati. Cinta yang hanya berasal dari Tuhan, penciptamu.
Saat kamu
menghadapi keputusasaan di depan, taruhlah hatimu di bawah salib Tuhan. Di sanalah
cinta akan masuk, memegangmu erat-erat dan membawamu. Bayangan salib
mencerminkan cinta terbesar yang pernah ada. Biarlah bayangan itu
mengingatkanmu tentang apa yang kamu perjuangkan. Tuhan pun mengejarmu, menginginkanmu, dan mencintaimu!
Karena cinta seorang ibu yang tak menyerah, anak-anak Bonnie terbang pulang bersamanya tepat di Hari Valentine. Karena kasih Bapa yang tiada akhir, kita mendapat rumah kekal di surga. Itulah cinta sejati!
Waktu Kristus tergantung, berlumuran darah dan
mati di kayu salib, sebenarnya Allah hendak berkata kepada dunia, “Aku mengasihimu”