Ini Cara Untuk Menghancurkan Berhala Dalam Hidupmu Hingga Menjadi Abu
Kalangan Sendiri

Ini Cara Untuk Menghancurkan Berhala Dalam Hidupmu Hingga Menjadi Abu

Puji Astuti Official Writer
      6141

Imamat 26:1

"Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah TUHAN, Allahmu."

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 35; Kisah Para Rasul 7; Keluaran 19-20

Yesus sering berbicara dalam perumpamaan untuk mengajarkan kebenaran kepada murid-murid-Nya, tentang bagaimana Tuhan melihat kita dan juga bagaimana kita harus menjalani hidup. Dia juga memberi penglihatan dan mimpi kepada umat percaya yang penuh iman untuk memperingatkan mereka.

Dengan cara yang sama, Tuhan memberikan saya perumpamaan untuk menujukkan kondisi rohani saya berdasarkan pengalaman pribadi. Saat duduk di gereja, Roh Kudus mengingatkan saya saat beberapa waktu lalu mengunjungi museum dan melihat patung dewi orang Yunani, yaitu Athena. Momen ini menempel dalam pikiran saya saat Tuhan mulai memberikan pewahyuan yang berasal dari isi hatinya. 

"Memasuki kuil, saya melayangkan pandangan ke altar. Saat saya mendekat, saya melihat pandangan tajam dari bayang patung itu. Sosoknya yang tinggi berbalut emas yang meminta perhatian saya. Wanita bertubuh emas itu membuat perasaan saya tidak enak. Saya merasa seperti menghormati berhala itu dengan sikap diam saya. Berdiri di depannya, saya ditangkap oleh kedasyatan dan kemegahannya. Saya tidak menyadari ada orang yang berdiri dibelakang saya. Dengan bisikan ia merebut roh saya. Itu adalah Kristus sendiri. Dengan keyakinan di mata-Nya, Dia menawarkan kasih karunia. Dengan bergandengan tangan, kami mengarahkan tangan kami ke berhala emas itu, dan benda itu menjadi debu."

Saat itu juga saya merasakan damai sejahtera dalam hati saya. Saat saya mengingat penglihatan ini, saya menyadari bahwa sering kali kita mengijinkan "berhala" menggantikan Tuhan dalam hati kita. Dibanding menghormati Tuhan dengan energi, keinginan dan waktu kita, kita malah memberikannya untuk impian yang sia-sia dan kesenangan sementara. Budaya kita saat ini telah menciptakan banyak dewa, bahkan mimpi untuk sukses bisa menguasai hidup kita. Kita terikat dengan keinginan untuk mengumpulkan harta agar kita merasakan kepuasan. Banyak orang menghambakan diri pada karirnya, kekayaan dan juga kekuasaan.

Mentaati 10 Perintah Allah yang Tuhan beri kepada Musa di Gunung Sinai adalah penting untuk iman kita. Dua perintah pertama bicara tentang kecenderungan hati manusia yang sering teralihkan dari Sang Juru Selamat kita. Inilah yang ditulis dalam Keluaran 20:3-5

Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. 

Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

Tuhan cemburu ketika beralih ke lain hati. Dia tidak mau kita setengah hati kepada-Nya, Dia ingin kita sepenuh hati mencintai-Nya.  Dosa dan rasa aman yang palsu tidak akan membuat kita puas.Seperti yang ditulis dalam Habakuk 2:18, berhala adalah patung yang mati. Dewa-dewa itu dibuat oleh tangan manusia yang tidak bisa melakukan apapun untuk kita (Mazmur 115:4-7). Mereka hanya mengalihkan pandangan kita dari Tuhan yang hidup.

Dalam penglihatan itu, Tuhan yang menjadi manusia itu dengan cepat mengampuni dosa menyembahan berhala saya. Kasih karunia-Nya menghapus kesalahan yang saya buat saat itu. 

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. ~ Roma 5:8

Bahkan saat kita masih dalam kegelapan, Kristus telah menjangkau kita dengan tangan-Nya yang penuh pengampunan. Peganglah tangan-Nya yang penuh kasih karunia itu dan ijinkan Dia menghancurkan berhala-berhala dalam hidupmu menjadi abu.

Copyright © Hannah Goodwyn 2007. Digunakan dengan izin. 

Ikuti Kami