2 Korintus 5:21
“Dia yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 22; Matius 22; Kejadian 43-44
Pernah nggak kamu mengalami
suatu masa dalam hidup kamu dimana kamu sangat kering secara spiritual? Kamu merasa marah kepada Tuhan dan mulai malas untuk berdoa dan beribadah.
Saya tahu, itu sangat
menyakitkan dan saya pun pernah berada dalam posisi ini, dengan perasaan yang sama - merasa ditinggalkan.
Saya telah meragukan Tuhan
dan bergumul dengan Dia ketika saya nggak menyukai rencana-Nya dalam hidup
saya. Bahkan saya marah besar ketika doa saya dijawab tapi nggak dengan cara
yang saya inginkan. Saya juga marah ketika doa saya belum dijawab olehNya. Saya bertanya dimanakah Dia, yang kataNya "Aku sangat luar biasa?"
Tapi sebuah keberuntungan bagi
saya, walaupun saya suka marah dan malas menemuiNya, Dia nggak pernah berhenti untuk datang mencariku.
Ini juga membuatku merasa nyaman bahwa Dia, Sang Juruselamat memiliki perasaan yang manusiawi. Budaya penyaliban bangsa Romawi adalah cara yang jenius dan sangat jahat. Ini adalah alat yang sempurna untuk membuat orang mengalami penderitaan yang sangat tidak manusiawi. Ototnya robek. Badannya sakit . Pada akhirnya, kamu harus membungkukkan punggung untuk menemukan keseimbangan. Hal ini memperbesar luka di kaki, dan berlanjut sampai paru-paru dipenuhi cairan sehingga jantung menjadi menjadi tertekan.
Saat jantungnya tertekan dan
tubuhnya sakit, Yesus berteriak dengan kuat dengan penuh tanya diatas kayu
salib, "Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46).
Ayat ini adalah ayat yang
menjelaskan penderitaan Yesus. Ayat ini sering sekali kita abaikan dalam
ibadah, sering sekali kita tidak memperhatikan dalam penyembahan karena kita
nggak menyukai pemikiran tentang Juruselamat yang mau disakiti. Kita nggak
begitu suka memikirkan rasa sakit yang disebabkan oleh dosa-dosa kita dan
bahkan kita nggak ingin merenungkan mengapa Juruselamat kita mempertimbangkan bahkan memikirkan kalau Bapa-Nya meninggalkan Dia.
Tapi sungguh, kata-kata Yesus ini sangat brilian. Kata-kata ini berkaitan dengan kita. Kata-kata ini penting. Inilah saat dimana dosa atau kehancuran kita masuk dan mencapai jauh di dalam roh-Nya. Dia mengikat kita kepada Bapa kita seperti tangan kecil yang baru lahir yang menggenggam jari ibunya. Yesus menjadi dosa sehingga kita bebas dari dosa tersebut. Untuk menjadi dosa karena kita, Dia mengalami hal yang sangat manusiawi, dikalikan dengan kehidupan setiap mahluk yang pernah diciptakan Bapa. Dia menggemakan seruan hati yang memilukan ketika hati kita menangis tanpa suara saat kehidupan kita menjadi kecut, ketika kita digoncangkan keyakinannya dan tidak bisa berpikir dengan baik, ketika kita nggak mengerti akan situasi hidup ini, ketika kita tergoda dan mempertimbangkan dalam pikiran kita bahwa Bapa telah meninggalkan kita, meninggalkan kita sendiri dalam penderitaan.
"Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?"
Kata-kata ini meyakinkan kita
tentang setiap perjuangan, setiap lembah, setiap keadaan yang dikuduskan, dikoreksi
dan dibenarkan di kayu salib. Inilah kata-kata hati kita sendiri kepada Tuhan
dan kata-kata ini sudah terangkum dalam diriNya.
Dia bisa melihat penderitaan
kita dan mengungatkan kita melalui semua itu. Jangan sedih, dan merasa sendiri.
Dia sudah menanggung penderitaanmu di dalam dosa dengan biaya tertinggi yang
nggak bisa dibayangkan.