Mazmur 23: 4
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu23[/kitab]; [kitab]Matiu23[/kitab]; [kitab]Yesay3-4[/kitab]
Apakah kamu
perlu tahu kalau Tuhan nggak pernah melupakanmu? Apakah kamu menginginkan
secercah harapan di dunia yang tampaknya berantakan? Dalam Mazmur 23: 4, kita menemukan kepastian kalau Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.
Kata Ibrani
yang dipakai untuk menyatakan ‘lembah kekelaman’ adalah salmawet yang artinya kegelapan yang mendalam. Kebanyakan orang
Kristen tahu bahwa ‘mudah untuk percaya kalau Tuhan memegang kita erat saat
segala sesuatunya berjalan dengan baik.’ Tapi bagaimana jika kita berada dalam kegelapan
yang mendalam? Tuhan mengatakan kepada kita supaya nggak usah takut akan
kejahatan di lembah itu karena Dia yang menciptakannya, Dia yang membiarkan bayang-bayang, Dia yang membiarkan kegelapan yang dalam selalu mengikuti kita.
Aku ingat tentang
Musa ketika dia memimpin orang-orang Israel yang terus menerus berkeluh kesah ketika
mereka keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian. Musa adalah sosok yang setia kepada Tuhan, tapi orang Israel lah yang malah terus menerus menguji Tuhan.
Akhirnya, Tuhan
menyuruh Musa membawa bangsa Israel ke Tanah Perjanjian. Tapi hadirat-Nya tidak
bersama-sama dengan mereka. Dalam keputusasaannya, Musa pun memohon kepada Tuhan
untuk tidak membawa mereka tanpa dipimpin oleh hadirat-Nya. Tuhan pun mengalah dan
mau pergi bersama-sama dengan mereka. Musa meminta Tuhan menunjukkan kemuliaan-Nya, mungkin sebagai niat baik (Keluaran 33: 19-23).
Mazmur 23:
5 memberikan kita lebih banyak alasan untuk mengingat bahwa Tuhan tidak
melupakan kita. Inilah yang dialami Daud saat dia menerima pertolongan dari Tuhan,
“Engkau menyediakan hidangan bagiku, di
hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.”
Ayat ini
menggambarkan soal sebuah meja mewah yang berisi semua jenis makanan terbaik,
poselen dan Kristal yang paling indah. Bayangkan kalau kamu adalah tamu kehormatan
dan Yesus adalah tuan rumahnya. Dia melayanimu; mempersilahkanmu duduk,
meletakkan serbet linen halus untuk kamu pakai dan menatapmu saat berhadapan muka di meja makan.
Yesus memperhatikanmu
yang penuh semangat. Dan Yesus melakukan semua hal itu hanya untukmu. Tapi di
saat-saat menyenangkan ini, si iblis malah tidak senang. Yesus memperlakukanmu dengan istimewa sampai-sampai si iblis saja ingin duduk di sana.
Jadi, waktu kita berada di lorong kegelapan yang paling dalam, kita bisa diyakinkan kalau Tuhan akan mengulurkan tangan-Nya atas kita dan membuat musuh-musuh kita tahu kalau kita adalah milik Tuhan. Karena itu, bersukacitalah kalau kamu mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamatmu.