Seperti Pohon Pepaya yang Patah
Kalangan Sendiri

Seperti Pohon Pepaya yang Patah

Lori Official Writer
      7750

Yohanes 16: 33

Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.

 

Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]Mazmu30[/kitab]; [kitab]Filip2[/kitab]; [kitab]0Ayub40-41[/kitab]

Istri saya berangan-angan ingin menanam pepaya. Dan suatu kali, dia akhirnya mendapatkan satu tunas pepaya dan menanamnya di halaman belakang. Berharap suatu saat hari nanti akan menghasilkan buah.

Sebelum impian itu terwujud, pohon pepaya yang masih sangat kecil itu patah akibat gesekan selang air saat hendak menyiram tanaman. Hanya tersisa batang pohon pepaya saja. Lalu kami membiarkan batang tersebut dan berharap akan tumbuh tunas baru. Kami terus berharap!

Dalam hidup ini, kita tak hanya mendapati bagaimana sebuah selang air bisa mematahkan pohon pepaya kami. Tapi banyak juga peristiwa menyedihkan lainnya terjadi. Seperti kecelakaan mobil yang membunuh atau melukai penumpang. Putus hubungan yang menghancurkan hati seseorang. Penyakit kanker dan kelemahan menyerang seseorang dari dalam. Kehilangan pekerjaan dan penyitaan rumah merenggut segala jerih lelah selama setahun. Narkoba dan alkohol, penolakan, penyalahgunaan, kehancuran keluarga dan generasi. Banyak daftar peristiwa menyedihkan lainnya yang terjadi.

Sama seperti pohon pepaya kecil kami, yang hampir tak terlihat, begitu pula Anda dan saya di mata dunia. Hidup kita hancur dan dunia tetap tak peduli. Tapi firman Tuhan meneguhkan kita bahwa Allah pencipta akan tetap menjagai kita dan peduli dengan segala kehancuran yang kita alami. “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

Saat kita berada bersama Tuhan, kehadiran dan janji-Nya menjadi nyata atas kita. Dan kita akan memperoleh harap sebagai jalan keluar. Seperti batang pepaya itu, akarnya masih tertancap ke tanah. Tak peduli apa yang terjadi, akar itu masih hidup dan pohon tersebut mungkin masih bisa kembali tumbuh. Begitu pula dengan kita semua.

Rasul Paulus tahu betul bahwa penderitaan itu mendatangkan kebaikan. Tapi dia juga tahu bahwa penderitaan itu hanya bisa dilalui dengan kuasa Tuhan yang tak terbatas. Sehingga dalam 1 Korintus 4: 7-9, Paulus memperingatkan supaya kita jangan memegahkan diri.

Kegagalan, penyakit, bencana, duka cita bukanlah akhir dari segalanya. Kemenangan akhir Yesus atas kejahatandan penderitaanlah yang akan menjadi akhir dari segala kehidupan. Saat kita berada di surga, kita tidak akan menitikkan air mata dan putus asa dengan segala kondisi yang hancur. Karena kita sudah hidup di dalam terang untuk selamanya. 

Ikuti Kami