Lukas 1 : 38
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]Mazmu23[/kitab]; [kitab]IKori14[/kitab]; [kitab]0Ayub25-26[/kitab]
Kadang kala
kita akan mengalami kejutan-kejutan (yang baik atau buruk) dalam hidup. Mungkin
saat sedang mengemudi, tiba-tiba saat mengerem sebuah mobil di belakang Anda
menabrak mobil belakang Anda. Sangat mengejutkan! Putri remaja Anda mengaku bahwa
dirinya sedang hamil. Lebih mengejutkan lagi! Atau orangtua Anda yang sudah lansia
terserang Alzheimer dan Anda harus merawatnya. Dan di setiap skenario hidup tersebut akan timbul pertanyaan, “Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?”
Kekejutan tiba-tibalah
yang juga dialami Maria saat malaikat datang menghampirinya dan menyampaikan bahwa
dia akan mengandung anak Allah. Mungkin saat itu usianya masih 13 atau 16 tahun,
tentu bukan wanita 20 atau 30-an seperti yang diperankan dalam film Natal. Belum
lagi, saat itu Maria dalam status bertunangan dengan Yusuf. Dan dia harus menerima
kabar bahwa dirinya mengandung. Ibarat petir menyambar di siang bolong! Bagaimana
nasib Maria jika seandainya Yusuf tidak menikahinya dan kehamilannya dianggap sebagai perzinahan? Maria pasti akan diolok-olok sebagai pezinah.
Tapi segera
setelah mendengar bahwa dia hamil, Maria malah tidak berpikir akan konsekuensi yang
akan dia tanggung, baik penghinaan, rasa malu dan celaan orang banyak. Dia bisa
saja bertanya-tanya bagaimana Yusuf akan menanggapi berita itu, sebab tunangannya
itu adalah pria yang saleh dan menaati hukum Taurat. Apakah dia akan membawanya
dalam persidangan? Membatalkan pertunangan mereka? Meninggalkan dia dengan kondisi ekonomi yang buruk?
Dia bisa
saja khawatir dengan anaknya yang belum lahir, bagaimana dia dibesarkan. Dia takut
bilamana Yesus akan diejek dan dicela sebagai anak di luar nikah dan segala label jelek yang akan diterimanya.
Tapi apa respon
Maria? Dia menjawab, “Menakjubkan!Saya akan menjadi ibu bagi Tuhan! Sesungguhnya
aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Maria sama
sekali tidak takut, khawatir dan frustrasi dengan kejutan itu. Dia justru memilih
menerimanya dengan penuh damai. Sebab kedamaianlah yang memberinya keberanian untuk taat dan menerima apapun yang Tuhan rancangkan bagi dia.
Kiranya kisah
Maria di musim Natal ini mengingatkan kita untuk bisa menerima kejutan tak
terduga (yang baik atau buruk) yang terjadi dalam hidup kita. Dan mari
memandang kepada putranya, Sang Raja Damai, sebagai sumber damai dalam hidup kita.
Tuhan menginjinkan setiap peristiwa terjadi dalam
hidup untuk mendatangkan kebaikan