Renungan di Puncak Gunung
Kalangan Sendiri

Renungan di Puncak Gunung

Lori Official Writer
      5804

Kejadian 1 : 27

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

 

Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]Mazmu9[/kitab]; [kitab]Wahyu15[/kitab]; [kitab]Nehem10-11[/kitab]

“Apakah kita sudah sampai?”rengekku kepada suamiku Jim. Sementara dia sudah berada di depanku, mendorongku untuk terus maju. Itulah yang saya lakukan saat eksplorasi pertama kami ke Gunung Pinnacle di Arkansas, yang merupakan perbukitan yang dijadikan spot mendaki.

Saat itu hari begitu indah, dan Jim terus mendorong saya untuk maju. Tiba di puncak bukit, kami melihat bermil-mil hamparan hutan dan pegunungan. Itu adalah pemandangan indah dan harga mahal dari kerja keras pendakian kami. Kami juga bisa melihat sebagian kecil alam ciptaan Tuhan itu. Saya bahkan tercengang-cengang menyaksikan luar biasanya karya ciptaan Tuhan itu. Sembari duduk di tepi batuan, saya menarik nafas dalam-dalam menghirup hadirat Tuhan.

Tempat itu benar-benar damai dan teduh sekali. Saya lalu mulai terusik dan pikiran saya mulai mengembara. Saya merenungkan tentang betapa sia-sianya usaha saya untuk membuat dampak bagi dunia ini. Yang bisa saya lakukan hanya menikah dan membesarkan dua anak, seorang putra dan putri. Saya bukanlah ahli roket atau seorang wanita seperti Bunda Teresa. Saya bukanlah wanita yang pertama menjelajah bulan, atau bahkan bukan seorang penemu. Apakah yang saya lakukan sudah cukup?

Lalu saya tersadar bahwa Tuhan alam semesta, pribadi yang menciptakan pelangi dan membuat cahaya prisma, Dia juga pribadi yang menciptakan manusia pertama Adam dan Hawa. Dia menghabiskan waktu bersama mereka di taman ciptaan-Nya, berjalan dengan mereka dan menjelaskan pola bintang. Tak ada dari ciptaan-Nya yang menuntut lebih banyak waktu atau perhatian.

Sebuah gambaran yang indah dilukiskan dalam Kejadian ketika Allah menciptakan manusia. Katanya, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1 : 27) Hal itu tak hanya dipikirkan baik, tapi Dia juga membuatnya dengan sangat spesifik. “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.” (Kejadian 1: 31)

Jadi jika Tuhan berpikir menjadi orangtua adalah hal yang paling penting untuk Dia lakukan, kenapa kita tidak? Tuhan beserta kita di setiap langkah dan jalan, yang mendorong kita untuk mendaki puncak seperti yang dilakukan orangtua kita; membantu kita setiap hari secara biologis. Saat kita sudah selesai, kita akan melihat sesuatu yang begitu indah. Bukan hanya melihat hal ini secara dekat, tetapi dampak yang kita buat juga akan sampai kepada anak cucu kita dan keturunannya kelak.

 

Tuhan berperan sebagai orangtua yang senantiasa ada bagi ciptaan-Nya

Ikuti Kami