Meragukan Tuhan
Kalangan Sendiri

Meragukan Tuhan

Mega Permata Official Writer
      9807

"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu dan janganlah kepada pengertianmu sendiri.” Amsal 3:5 

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu144[/kitab]; [kitab]Yohan4[/kitab]; [kitab]iiSam15-16[/kitab]

Ketika melakukan olahraga berat sebaiknya anda menjaga kepala berada di posisi lebih tinggi dibandingkan jantung anda sehingga otak Anda dapat dialiri darah yang kaya akan oksigen. Saya menemukan bahwa prinsip tersebut berlaku untuk banyak bidang kehidupan lainnya juga. Jika kita membuat keputusan besar karena  emosi dan tidak mempertimbangkan baik-baik maka seringkali kita mengambil keputusan yang kurang bijaksana. 

Pengecualian dalam hal ini adalah saat kita membicarakan tentang iman. Ketika saya mulai merenungkan beberapa cerita, janji-janji dan prinsip-prinsip Alkitab, dari sudut pandang logika, maka keraguan mulai merayap masuk. Contohnya; Air berubah menjadi anggur, ribuan orang diberi makan dengan beberapa potong roti dan beberapa ikan, laut yang terbelah sehingga orang bisa menyeberanginya tanpa belajar berenang gaya punggung, pria kecil membunuh raksasa, orang mati hidup kembali. Ayolah! Kedengarannya seperti kisah dari karya Tolkein. 

Untungnya Tuhan tahu sifat dasar saya yang suka berpikir berlebihan (sama seperti Tomas) dan tetap mengasihi saya. Ketika pikiran saya mulai mengikuti keraguan itu, yang seharusnya saya lakukan biasanya mengarahkan pikiran saya ke arah yang berlawanan. Apakah saya percaya bahwa Yesus adalah seorang pembohong?  Apakah Tuhan itu tidak nyata atau tidak setia? Apakah tidak ada rencana bagi hidup saya atau hidup dari semua orang? Ketika saya mati apakah itu akhir?

Nah, ketika pertanyaan yang muncul seperti itu jawabannya adalah jelas TIDAK! Saya tidak percaya kita berada di dunia ini berjuang untuk diri kita sendiri, dan berubah menjadi debu pada akhirnya.  Saya sudah mengalami terlalu banyak keajaiban, pertemuan tak terbantahkan bersama Allah untuk berhenti percaya. Ini seperti pilihan; antara saya percaya atau tidak dan jawabannya sudah jelas (sekali lagi). bahwa saya percaya. Dalam Amsal 3:5 mengatakan, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu dan janganlah kepada pengertianmu sendiri.” 

Tapi mengapa iman saya begitu lemah? Saya suka berpikir karena pikiran saya begitu kuat, tapi alasannya bukanlah itu. Saya terjebak dalam pola pikir "Apa yang telah Tuhan lakukan untuk saya akhir-akhir ini". Saya harus terus diingatkan bahwa Tuhan selalu bersama dengan saya, tapi kadang saya lupa untuk melakukan bagian saya yaitu mencari wajah-Nya. Saya terlalu sibuk dengan kehidupan saya sendiri dan tiba-tiba saya membutuhkan kenyamanan, kedamaian, perlindungan atau kelegaan dan saya bertanya-tanya kenapa saya tidak mendapatkannya. 

Matius 14:31 mengatakan, "Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: ’Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Meskipun Dia membuktikan diri-Nya kepada saya berkali-kali, saya seperti berada di perahu bersama para murid yang keras kepala. Iman saya yang menyusut kadang-kadang membuat saya heran.

Iman perlu dilatih dan dipelihara agar memperoleh kekuatan. Kita membutuhkan iman juga disaat baik dan disaat sibuk, bukan hanya pada saat kekurangan dan keputusasaan. 

Jika Anda mulai meragukan kasih Tuhan, janji-janji, kesetiaan, atau bahkan keberadaan-Nya, coba bayangkan bagaimana rasanya anda berdiri teguh menyatakan bahwa hal-hal itu adalah salah. Anda tidak bisa melakukannya, bukan? Jadi keluar dari keraguan dan kembali pada jalan kebenaran dan tetap berada di sana. Waktunya untuk berubah dan dengarkan hati dan roh anda lebih dari pikiran. Anda mungkin tidak selalu dapat melihat apa yang DIA lakukan untuk Anda akhir-akhir ini, tapi apa yang DIA lakukan sekali untuk selamanya merupakan pondasi yang kokoh sebagai dasar iman yang abadi. 

Ikuti Kami