Pagi Itu Telah Datang
Kalangan Sendiri

Pagi Itu Telah Datang

Puji Astuti Official Writer
      3367

Lukas 24:1-3

Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 115; 1 Korintus 3; Hakim-Hakim 18-19

Sama seperti Kristus pernah beristirahat di buritan kapal ketika badai mengamuk, Dia beristirahat di makam ketika badai mengamuk di dalam hati murid-murid-Nya. Sehari setelah kematian Yesus, ketakutan, keraguan, dan kesedihan berputar tanpa henti dalam pikiran mereka. Kenangan mereka hidup bersama Dia, bermain di sana juga: bagaimana rasanya berdiri di atas laut yang berombak, memberi makan ribuan orang dengan beberapa roti, atau melihat kain kafan Lazarus menumpuk di tanah. Tidak diragukan lagi hati mereka menjadi sakit dengan kebingungan karena mereka tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Lemahnya iman para murid seharusnya tidak mengejutkan kita, karena jika kita mau jujur, ketika kita melihat dalam diri kita sendiri, merekalah diri kita. Si "kecil iman," sebagaimana Yesus sering memanggil mereka, gagal untuk percaya atau mengingat hal-hal yang pernah Tuhan katakan tentang diri-Nya bahwa Dia akan memberikan nyawa-Nya dan bangkit kembali. Jika saja para pengikut-Nya dengan setia menyimpan semua pesan itu dalam hati mereka, maka hari Sabat itu akan menjadi waktu antisipasi yang menyenangkan.

Dalam waktu-waktu kehidupan kita, Allah mungkin tampak tidak hadir, tetapi akhirnya kita tahu bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita (Ibrani 13:5). Dan tidak seperti para murid, kita tidak akan mengalami masa-masa gelap dimana Sang Juruselamat sepertinya gagal. Tetapi sering kali kita melupakan janji-janji Allah. Dalam menghadapi ketidakpastian, seberapa sering kita berubah menjadi orang "yang ingin memperbaiki sesuatu sendiri" dalam kehidupan ini?

Terlalu sering kita mencoba mencari solusi kita sendiri, padahal yang kita butuhkan adalah kekuatan keajaiban – kuasa kebangkitan Kristus dan sikap kerendahan hati dimana kita harus menantikan pertolongan-Nya. Jika kita bersedia untuk menunggu melalui kegelapan malam, kita bisa beristirahat dan mengetahui bahwa pagi pasti akan datang. Pagi itu Yesus telah bangkit, janji itu di genapi.

Manusiawi jika iman kita kadang lemah, namun jangan biarkan hal itu menghalangi kita untuk menaruh pengharapan pada kuasa kebangkitan Kristus.

Ikuti Kami