Acuan Utama Dalam Mengasihi Sesama
Kalangan Sendiri

Acuan Utama Dalam Mengasihi Sesama

Lori Official Writer
      276

Shalom saudara yang dikasihi Tuhan. Jumpa lagi hari ini dengan saya, Maria Kaesmetan. Hari ini pasti adalah hari yang sungguh dinantikan oleh kita untuk mengalami Tuhan lebih lagi.

 

Ayat Renungan: Efesus 5:2“dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.”

 

Hari ini, saya ingin membagikan pesan Tuhan dari Efesus 5: 2 yang menyampaikan, “hiduplah di dalam kasih sebagaimana Kristus juga telah mengasihi." Dengan kata lain, ukurannya untuk kita mengasihi adalah seperti Yesus mengasihi kita—bukan dengan ukuran dunia mengasihi, atau ukuran perkataan motivator, yang tidak menjadikan Firman Tuhan sebagai dasarnya.

Sebagai orang Kristen kita punya patokan yang jelas, kompas yang jelas, bahwa dasar daripada kita mengasihi adalah Kristus. Jadi kita bisa mempelajari bagaimana Yesus hidup, bagaimana cara Dia berespon terhadap masalah, bagaimana Dia menghadapi sekitarnya, dan bagaimana Dia berjalan dengan imannya kepada Bapaknya di surga. Serta bagaimana Dia rela berkorban untuk sebuah panggilan misi penyelamatan. Bagian-bagian yang seperti itu bisa menjadi contoh untuk kita mengasihi sesama kita, untuk kita hidup berdamai dengan orang-orang yang tidak sepadan dengan kita— yang secara iman dan prinsip berbeda. 

Kita bisa berjalan dalam kasih di tengah-tengah dunia yang berbeda sekali nilai-nilai atau prinsip-prinsipnya. Kasih yang kita pakai adalah kasihnya Kristus.

Saudara, saya mengajak setiap kita hari ini untuk menjadikan Yesus sebagai pusat dan fokus dari seluruh tindakan kita bagi sesama. Saya ingat ada Firman Tuhan yang berkata “Jika nilai-nilai kehidupan kita sama dengan dunia— melakukan ketidakadilan dan membalasnya dengan tidak adil juga — apa bedanya kita dengan orang dunia?” Namun Yesus menasehati supaya kita melakukan sebaliknya: saat kita dirugikan, mari membalasnya dengan memberkati. Saat pipi kiri kita ditampar, kita berikan juga pipi kanan.

Dalam Mazmur 103, disebutkan bahwa acuan kita dalam mengasihi adalah “kasih sejati dari Yesus”. Bahwa Dia tidak menuntut kita atas kesalahan kita. Dia tidak dendam, bahkan Dia tidak mengingat-ingat akan dosa kita. Jadi, kasih yang sejati adalah kasih Kristus. Mari mengusahakan kasih yang sama bekerja dalam hidup kita. 

 

Momen Refleksi:

✔ Hari ini, maukah Anda mengambil tindakan iman ketika Anda mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan?

✔ Maukah Anda mempraktikkan kasih Yesus tak bersyarat itu kepada orang yang merugikan?

✔ Maukah Anda extra mile terhadap orang-orang yang ada di sekitar Anda—kalau selama ini mungkin sudah mengampuni atau sudah memberkati, maukah Anda menaikkan level kasih Anda lebih tinggi lagi?

 

Hak cipta ©Maria Kaesmetan, Spiritual Life CBN Indonesia

 

Ikuti Kami