Hari 10: Menyerahkan Segala Aspek Hidup kepada Tuhan
Kalangan Sendiri

Hari 10: Menyerahkan Segala Aspek Hidup kepada Tuhan

Lori Official Writer
      1876

Selamat pagi, saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pada hari kesepuluh dari refleksi kita, kita diajak untuk menggali lebih dalam tentang esensi sejati dari penyembahan: Inti dari penyembahan adalah penyerahan diri.

Ayat Renungan: Roma 6:13b (TB) - "tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran."

Ayat ini mengingatkan kita bahwa penyerahan diri bukan hanya sebuah tindakan pasif, melainkan sebuah tindakan aktif yang mengubah seluruh aspek kehidupan kita. Penyerahan diri memungkinkan kita untuk berfungsi sebagai alat dalam tangan Allah, untuk tujuan yang benar dan kekal.

 

Pertanyaan Renungan: Area apa dalam hidup saya yang saya tahan dari Tuhan?

Sering kali kita menemukan bahwa ada aspek atau area dalam hidup kita yang kita simpan dan tahan dari penyerahan penuh kepada Tuhan. Salah satu area yang sering kali sulit untuk diserahkan adalah "Pride" atau kebanggaan.

Ketika kita menghadapi kritik terhadap pekerjaan kita, atau ketika integritas kita dipertanyakan, reaksi pertama kita mungkin adalah kekecewaan atau reaksi negatif yang menunjukkan bahwa kita belum sepenuhnya menyerahkan area ini kepada Tuhan. Sikap defensif ini sering kali muncul karena kita merasa identitas atau nilai kita sebagai individu terancam.

Namun, penyerahan diri mengajarkan kita untuk meletakkan semua kepercayaan kita pada Tuhan, mengakui bahwa kehormatan sejati kita berasal dari-Nya, bukan dari pengakuan manusia. Ketika kita benar-benar menyerahkan diri, kita belajar untuk tidak takut tidak dihargai atau tidak dipercaya, karena kita tahu bahwa Allah adalah hakim yang adil dan pengenal hati kita yang sejati.

Tindakan Penyerahan: Bagaimana kita bisa mulai menyerahkan area ini kepada Tuhan? Mulailah dengan doa, meminta Tuhan untuk membantu Anda melihat diri Anda melalui mata-Nya, bukan mata manusia. Minta kekuatan untuk bereaksi terhadap kritik dengan sikap yang memuliakan Tuhan, bukan yang mempertahankan ego. Ajaklah Tuhan masuk ke dalam momen-momen di mana Anda merasa terancam, dan minta hikmat untuk membedakan antara kritik yang membangun dan yang merusak.

Saudara-saudari yang terkasih, marilah kita gunakan hari ini untuk lebih mendalam lagi menyerahkan setiap bagian dari diri kita kepada Tuhan. Dengan melakukan ini, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada-Nya, tetapi juga membuka jalan bagi kehidupan yang benar-benar dipenuhi dengan damai sejahtera dan sukacita yang berasal dari penyerahan total kepada kehendak-Nya.

Semoga hari ini kita semakin mendekati hati Tuhan dan menjadikan setiap momen sebagai kesempatan untuk menunjukkan ketaatan dan kepercayaan kita. Tuhan memberkati.

 

© Nely Hergendi, diinspirasi dari buku The Purpose of Driven Life

 

Ikuti Kami