Cinta dan Gairah Itu Dua Hal yang Berbeda
Kalangan Sendiri

Cinta dan Gairah Itu Dua Hal yang Berbeda

Claudia Jessica Official Writer
      2715

1 Korintus 13:4

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.”

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 50; Kisah Para Rasul 22; Imamat 10-11

Februari adalah bulan dimana banyak orang memberikan perhatian terhadap cinta. Bagian yang menyedihkan adalah kebanyakan orang sama sekali tidak memahami seperti apa itu cinta, atau bagaimana mereka bertindak seharusnya. Tidak heran. Selama 50 terakhir, industri hiburan yang semakin amoral, membuat cinta jadi identik dengan seks. Sedih untuk mengatakan bahwa banyak orang tidak tahu perbedaannya.

Hal ini terbukti ketika saya mengajar anak kelas enam dalam pelajaran IPA. Saya menyampaikan materi tentang reproduksi seksual dan aseksual, hal ini adalah tantangan bagi saya.

Di tengah cibiran dan dengusan saat saya mencoba untuk manyampaikan materi, salah satu siswa saya berkata dengan nada menggoda, “Oh, man! Kami pikir Anda akan mengajari kami tentang bercinta.”

“Kurasa tidak,” balasku. “Lagi pula seks dan cinta bukanlah hal yang sama.”

Dalam sekejap ruangan menjadi benar-benar sunyi dan murid-muridku menatapku dengan mulut terbuka. Ekspresi terkejut dan kaget mereka membuat hatiku berdebar ketika saya menyadari bahwa anak-anak ini benar-benar mempercayai kebohongan itu. Mereka benar-benar mengira bahwa seks dan cinta adalah hal yang sama.

Dengan pandangan dunia saat ini, banyak orang berasumsi bahwa cinta adalah sesuatu yang misterius, terjadi begitu saja dan Anda tidak bisa mengontrolnya. Alasan nomor satu yang dikutip untuk perceraian adalah “Saya tidak mencintainya lagi.”

Pernyataan ini sering kali disertai dengan desahan dan gelengan kepala seolah-olah pembicara tidak mengerti bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Sebaliknya, Alkitab memberikan gambaran yang sangat berbeda tentang kasih. Kita dapat menemukannya dalam 1 Korintus 13:4 “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.”

Dalam 1 Yohanes 4:7-8 kita juga belajar bahwa kasih datang dari Allah karena Allah sendiri adalah kasih. Tidak ada misteri di sini. Kasih didefinisikan dengan jelas oleh firman Tuhan.

Anehnya, banyak orang, bahkan orang Kristen, entah bagaimana mempercayai gagasan bahwa cinta adalah perasaan kabur yang hangat. Tapi cinta bukanlah perasaan, melainkan pilihan. Matius 5:44 memberitahu kita untuk “mengasihi musuhmu.” Mustahil untuk merasa hangat dan tidak jelas tentang orang yang tidak kita sukai.

Musuh tidak menginspirasi perasaan seperti itu. Karena itu, kita tahu bahwa Tuhan tidak akan meminta atau memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu yang tidak bisa. Artinya cinta adalah sebuah pilihan, apakah kita ingin mencintainya atau tidak?

Yohanes 13:35 berisi, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Dengan memahami sifat kasih, kita menyatakan diri kita sebagai pengikut Kristus.

Di tengah musim dingin, pepohonan sulit sekali dibedakan karena semua cabangnya cenderung terlihat sama. Di musim semi, bunga yang bermekaran memberi pentunjuk tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada akhirnya, musim panas memberitahu identitas pohon-pohon itu dengan munculnya buah. Tidak ada yang salah dengan pohon apel yang mirip dengan pohon persik. Buah adalah buktinya.

Hal yang sama dapat kita katakana pada orang Kristen. Dari kejauhan, kita mungkin terlihat seperti orang lain, tetapi setelah diperiksa lebih dekat, kita akan menemukan buah-buah Roh sebagai bukti dari kasih kita. Galatia 5:22-23 mengatakan, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.”

Firman Tuhan menyamakan sifat-sifat ini dengan buah untuk menunjukkan bahwa sifat-sifat itu dapat dibudidayakan, atau tumbuh. Saat kita bertumbuh di dalam Kristus, buah Roh bertumbuh di dalam kita

 

Hak Cipta © Wendy Lanier 2010, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami