Bukan Membenci, Ini Balasan Setimpal Terhadap Kejahatan
Kalangan Sendiri

Bukan Membenci, Ini Balasan Setimpal Terhadap Kejahatan

Lori Official Writer
      2914

1 Petrus 3: 9

dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 47; Kisah Para Rasul 19; Imamat 4-5

Anda pasti akan mulai membenci tetangga Anda ketika hewan peliharaannya merusak halaman Anda bukan? 

Mungkin awalnya Anda bisa memaklumi jika hewan peliharaan tersebut hanya seekor anjing. Tapi bagaimana dengan seekor sapi? 

Ya, sekawanan sapi tetangga kami memasuki halaman rumah kami yang berada di atas pegunungan. Tanpa kami sadari keesokan harinya halaman itu dipenuhi dengan kekacauan yang fatal.

Saya rasa tetangga yang lain juga mengeluhkan hal serupa kepada pemilik sapi-sapi itu. Lalu pemiliknya mendatangi kami dan berkata, “Kami minta maaf soal sapi-sapi itu. Tapi kami belum bisa melakukan apa-apa selama sepuluh hari ke depan.”

Kata ‘maaf’ namun dibarengi dengan ‘tapi’ tersebut bukanlah hal yang ingin saya dengar. Saya ingin mendengar mereka berkata, "Maaf kami akan mengambil sekop dan membersihkan kotoran-kotoran sapi di halaman kalian.” 

Sayangnya, mereka tidak melakukan hal itu. Jadi saya punya dua pilihan. Saya menerima keadaan itu dan memaafkan tindakan sapi-sapi itu dan membersihkannya sendiri. Atau saya tetap dalam rasa kesal. 

Untungnya, saya memilih untuk memaafkannya.

Sisi positifnya, saya bisa belajar banyak tentang tingkah laku sapi.

Mari mengingat apa yang terjadi setelah Daud membunuh Goliat? Dia dipilih untuk membawa perlengkapan senjata Raja Saul ke medan peperangan. Hal itu sangat berbahaya, tetapi posisi itu sangat dihormati. Hampir setiap malam, Daud memainkan kecapi untuk Saul, supaya sang raja bisa tidur di malam hari.

Apakah itu pekerjaan yang menyenangkan? Ya. Tetapi kemudian Saul menjadi cemburu kepada Daud dan mencoba untuk membunuhnya.

Daud lalu melarikan diri. Dia lari ke padang gurun dekat dengan mata air Ein-Gedi di sebelah Laut Mati. Saul terus memburunya tetapi tidak pernah berhasil menangkap Daud. 

Hingga suatu ketika Saul pergi ke sebuah gua untuk buang air besar, ternyata gua yang sama adalah tempat Daud dan anak buahnya bersembunyi. Orang-orang mendesak dia untuk membunuh Saul.

Tapi Daud memilih untuk tidak membunuh sang raja. Dia berkata, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.” (1 Samuel 24: 6)

Rasul Petrus menulis dalam 1 Petrus 3: 9, untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dengan caci maki. Sebaliknya, membalas kejahatan dengan berkat.

Saya mencoba melakukan hal seperti Daud ketika berhadapan dengan masalah sapi-sapi tetangga saya. Jika mereka tidak bisa memberdayakan keluarganya untuk menggembalakan sapi-sapi itu selama sepuluh hari lagi, maka saya akan memilih untuk bekerja keras. Saya tidak perlu membuat mereka malu. 

Tuhan sendiri tentu saja mau supaya tetangga saya tahu bahwa saya peduli kepada mereka. Jadi, dengan memilih untuk menerima keadaan membuat saya selangkah lebih maju. Saya pikir saya akan membuat kue coklat untuk mereka. Barang kali ada keajaiban di balik kue-kue itu.

Sebagai penutup, mari merenungkan ayat di bawah ini sebagai bekal kita untuk tidak jemu-jemmu mengasihi dan berbuat baik bagi sesama.

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." - Matius 22: 37-40

 

Hak cipta Sheri Schofield dari Arise Daily to Extraordinary Life in Christ.

Ikuti Kami