2 Korintus 3: 17
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 123; Yudas 1; Yeremia 48-49
“Perasaan dia baru lahir kemarin.” Ucapku kepada Tom. Dengan bangga kami menyaksikan putra kami James lulus dari Pelatihan Dasar di Fort Knox, yang akan segera bertugas di Irak.
Di bandara kami menuju terminal dengan arah yang berlawanan. Kami kembali ke Spokane, Washington dan James ke posko militer di Fairbanks, Alaska.
Kami sangat bahagia karena James naik maskapai kelas satu, sebagai bentuk penghormatan dan pelayanannya kepada negara.
Kami mengiringi James ke gerbang keberangkatan sembari membawa tas ranselnya, yang penuh dengan barang-barangnya. Tom dan saya mengobrol saat sedang menunggu penerbangan kembali kami. Tom membusung dengan bangga membuat tulisan ‘lencana putra kami’ di kaos barunya jelas terbaca.
“Permisi pak,” kata seorang wanita sembari menepuk bahu Tom. “Aku ingin mengucapkan terima kasih karena sudah melayani negara kita. Terima kasih.”
Saya mencari-cari tissue untuk memberikannya kepada wanita itu karena dia mulai menangis setelah mengucapkan rasa terima kasihnya dengan tulus. Dengan senyuman, dia mulai pamit pergi mengejar penerbangannya dan menghilang.
Baca Juga:
Hidup Untuk Menabur Sukacita Bagi Semua Orang
Kehendak Tuhan Selalu Berbanding Lurus Dengan Keadaanmu
Air mata Tom pun mulai berurai setelah mendengar kata-kata wanita tersebut. Melihat kaos dan tas ransel Angkatan Darat di samping Tom, orang asing itu mengira dia adalah seorang militer. Dia lalu datang dan pergi begitu cepat tanpa kami punya kesempatan untuk menjelaskan.
“Tom,” ucap saya. “Kamu sudah melayani bangsa kita. Kata-kata itu untukmu.” Dengan emosional, Tom terdiam. Tuhan sudah menggunakan wanita yang salah paham itu untuk menyembuhkan luka yang dideritanya selama 35 tahun setelah tuduhan palsu yang dialaminya di masa lalu. Baginya itu adalah harga yang harus dibayar untuk pengorbanannya di medan perang saat itu.
Singkat ceritanya, dulu Tom bertugas di Vietnam. Saat hendak turun dari pesawat Tom dan rekan-rekannya dimaki dan dituduh sebagai penjual perang dan pembunuh. Mereka bahkan diludahi dan Tom mendapat pukulan di dada kirinya. Pengalaman ini begitu membekas bagi Tom.
Tuhan tahu persis apa yang dialami Tom dan rekan-rekannya saat itu. Sama halnya dengan Yesus, Dia rela meninggalkan tahta-Nya untuk datang ke bumi. Tetapi banyak orang yang menolak kedatangan-Nya dan berteriak, “Salibkan Dia!”
Orang-orang yang ditebus oleh Yesus justru mencambuk, memukul dan menghina-Nya sedemikian rupa. Tetapi kasih-Nya yang tak berkesudahan memungkinkannya untuk berkata:
“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23: 34)
Tuhan Yesus sudah membayar harga yang mahal untuk menyembuhkan orang yang patah hati dan membalut luka mereka. Tuhan Yesus membayar harga yang mahal untuk kemerdekaan mereka.
Jadi maukah Anda mengucap syukur atas pengorbanan Yesus.
Terima kasih Tuhan atas pengorbananMu. Terima kasih Tuhan untuk harga yang Engkau bayar atas kemerdekaan yang Engkau berikan.
Hak cipta Therese Marszalek, digunakan dengan izin.