Padang Gurun yang Mendatangkan Pemulihan
Kalangan Sendiri

Padang Gurun yang Mendatangkan Pemulihan

Lori Official Writer
      3642

Hosea 2: 14

Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya.

 

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 71; Markus 15; Bilangan 25-26

Nabi Hosea pasti memiliki salah satu pekerjaan yang membuat kita tidak ingin melakukannya. Tuhan memerintahkan dia untuk mempersunting seorang wanita sundal. Tuhan tentu tahu itu. 

Ya, wanita itu adalah Gomer, wanita yang bekerja sebagai pelacur. Setelah menikah, Hosea dan Gomer dikaruniai beberapa anak. Tapi hidup bersama Hosea tidak membuat Gomer berhenti dari kehidupan lamanya. Akhirnya dia kembali lagi ke dunia persundalan. Dia meninggalkan Hosea dan mencari pria lain untuk memuaskan keinginan dagingnya sampai akhirnya dia dikhianati.

Lalu Hosea melakukan hal yang tak terpikirkan. Dia menebus Gomer dari pasar pelacuran.

“Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis." Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau." (Hosea 3: 1-3)

Hosea menebus kesalahan Gomer. Lalu dia membawanya kembali sebagai wanita yang sudah dia nikahi.

Sejak awal, Tuhan menjelaskan kepada Hosea bahwa rasa sakit karena pengkhianatan, rasa tidak bersyukur dan sifat Gomer yang buruk adalah hal-hal yang umum dialami Tuhan dari umat-Nya, Israel. Mereka berkhianat dengan menyembah berhala dan mereka semakin terjerat pada kekuasaan kerajaan lain, yang menentang Allah. Mereka adalah umat Tuhan yang bebal dan nasib mereka tidak beda jauh dengan Gomer. Hosea meyakinkan semua orang Israel bahwa konsekuensi dari tindakan mereka adalah perbudakan dan kemiskinan.

Tapi Tuhan tidak serta merta meninggalkan mereka. Sebaliknya, waktu semua yang mereka percayai dibongkar, Dia mengejar mereka.

“Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya…. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.” (Hosea 2: 14, 19)

Setelah segala harta, dewa-dewa dan kemakmuran diambil, umat Israel menyadari Tuhan masih berbelas kasihan atas mereka sehingga tidak menimpakan murkaNya. 

Pikiran dan belas kasihan Tuhan jauh melampaui apa yang kita pikirkan. Alasan Dia melakukannya hanya bisa kita temukan dari dalam diri-Nya. Jadi, jangan heran kalau di tangan Tuhan padang gurun pun bisa jadi tempat pemulihan.

 

Komitmen Pribadi

Apakah kamu sedang berada di padang gurun saat ini? Baik secara finansial? Secara mental? Secara spiritual? Tenanglah dalam iman dan percaya bahwa Tuhan sedang menanggalkan kemegahan kita supaya kita bisa kembali fokus kepada Dia.

Dia bukan saja seorang musafir yang tahu kemana harus pergi, tetapi Dia tahu jalan yang sama sekali tidak kita pikirkan. 

Tuhan mengambil semua hal dalam hidup kita dalam sekali waktu supaya kita mau kembali kepada Dia. Dia pasti akan memulihkan dan membebaskan kita dari keadaan buruk kita karena belas kasih-Nya tidak pernah  pudar. 

“…tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.” (Roma 8: 21)

 

Hak cipta Katherine Britton, disadur dari Crosswalk.

Ikuti Kami