Menghidupi Kehidupan Kristen Yang Sejati
Kalangan Sendiri

Menghidupi Kehidupan Kristen Yang Sejati

Claudia Jessica Official Writer
      2762

Matius 5: 13-16

"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 30; Kisah Para Rasul 2; Keluaran 9-10

Selama masa pemerintahan Oliver Cromwell, pemerintah Inggris mulai kehabisan perak untuk membuat koin. Tuan Cromwell mengirim anak buahnya untuk melakukan investigasi terkait logam mulia di katedral lokal. Setelah melakukan investigasi, mereka melaporkan:

“Perak yang kami temukan hanya patung orang kudus yang berdiri di sudut gereja.”

Mendengar hal itu Cromwell yang merupakan tentara radikal dan ahli kenegaraan Inggris menjawab:

“Baiklah! Kita akan melebur orang kudus itu dan menempatkannya dalam silkulasi!”

Hal ini bukan perumpamaan teologi yang buruk dari Tuan Cromwell, Pemimpin Daerah Isles yang tegas dan baik. Dengan kata-kata yang singkat, Tuan Cromwell memberi perintah yang berhubungan dengan tujuan praktis dari Kekristenan yang otentik.

Bukan deretan para santo dari perak yang sangat halus dan sering dibersihkan yang diletakkan di sudut katedral dengan anggunnya. Bukan orang yang berbalutkan lapisan jubah perak tak bernoda dan dimahkotai dengan logam mulia.

Melainkan, manusia yang sesungguhnya. Orang-orang kudus yang melebur dan berbaur dalam arus kemanusiaan. Membawa nilai-nilai dan rasa berharga dalam kehidupan yang nyata. Tanpa dihiasi oleh indahnya mozaik kaca, alunan suara organ, lampu redup dan kursi yang empuk. Dimana prinsip-prinsip utama Alkitab adalah prioritas paling atas.

Sangat mudah untuk menipu diri sendiri. Sangat mudah. Orang Kristen harus waspada terhadap penipuan diri sendiri. Kita menganggap diri kita “martir” karena kita berada di gereja dua kali pada hari Minggu, berkorban dengan menyisihkan waktu pada “hari sabat”.

Catat ini, berada di antara orang-orang percaya bukanlah suatu pengorbanan. Melainkan hak istimewa dan sebuah pilihan. Ada harga yang harus dibayar atas apa yang terjadi pada hari Senin atau Selasa atau hari lainnya selama minggu tersebut. Saat itulah kita “dilebur dan diproses”.

Saat itulah kita dilepas untuk menyebar. Sungguh luar biasa bagaimana efek dari pekerjaan mingguan yang membosankan, mampu mengubah banyak orang percaya. “Agama hari Minggu” mungkin tampak cukup suci, tetapi sebenarnya itu jauh dari kebenaran.

Mungkin ini penjelasan yang tepat sasaran menurut Nabi Yeremia:

“Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?” (Yeremia 12:5TB)

Melakukan pertempuran sengit di hutan membutuhkan pasukan penggempur yang bergerak cepat dalam kondisi yang sangat baik. Tidak ada koboi palsu yang mampu melewati kerasnya kehidupan dunia ini.

Orang-orang kudus yang pergi ke pertemuan pada hari Minggu dengan menggunakan baju besi berkilauan akan tereliminasi dari proses jika hal itu (kemewahan rohani - red) merupakan batas dari iman mereka.

Menghadapi perang di hutan belantara membutuhkan banyak keringat, energy, strategi yang tepat, tekad kuat, amunisi yang baik, kemauan untuk bertarung, penolakan untuk menyerah, walaupun gajah berusaha menginjak dirimu sampai kehabisan udara.

Itulah alasan mengapa kita harus mau dilebur! Itu semua merupakan bagian dari “proses”. Mereka yang berhasil berperang dengan kepahlawanan diam-diam di bawah tekanan duniawi yang tiada henti - ya, merekalah orang-orang percaya yang tahu apa artinya dilebur.

Kamu bisa memilih jalur yang lebih mudah. Tentu. Kamu bisa membuat catatan sendiri dan mengeluarkan bau seperti bunga mawar. Seorang Santo Perak. Dipoles hingga sangat berkilau. Sangat teratur, keren dan santai, selalu hadir, dan keluar dengan aman dari proses yang ada. Memiliki banyak sentuhan “keAkuan” bukan sentuhan lainnya.

Sampai Tuhan memanggil untuk menginvestigasi katedral lokal.

Bicarakan dengan Tuhan tentang hal itu hari ini.

 

Disadurkan dari crosswalk.com. Hak cipta © 1985, 1988, 1994 oleh Charles R. Swindoll, Inc.

 


Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terbubung dengan Tim doa kami http://bit.ly/InginDidoakan

 

Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling. http://bit.ly/inginKonseling

Ikuti Kami