Filipi 4: 11, 13
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 20; 1 Korintus 11; Ayub 18-19
Musim dingin di Winconsin bukan untuk mereka yang lemah. Meskipun suhu di bawah 0°C, angin, dan salju, saua suka keindahan musim ini. Tidak seperti malam dingin yang tenang, suara batang kayu yang berderak di perapian, secangkir the Natal yang menyenangkan, dan kepingan salju besar berenda yang diam-diam menyelimuti bumi. Saat-saat seperti ini memberi saya perasaan sejahtera dan damai. Namun, pada suatu Januari, saya merasakan apapun, kecuali damai.
Serangkaian kemunduran finansial tidak terduga pada beberapa tahun sebelumnya telah menghabisakan seluruh tabungan kami dan mendorong kami ke dalam lubang hutang yang sangat dalam. Saya merasa stress.
Kami terlambat bayar tagihan kami. Kesalahan dalam perkiraan pajak menyebabkan kami harus membayar dendan dan bunga ribuan dolar. Situasi kami semakin buruk.
Musim dingin tampak kelabu dan suram seperti masalah keuangan yang kami alami. Berhadapan dengan hutang sangat membuat frustasi, dan melelahkan karena menjaga setiap uang. Hal tersulit bagi saya sebagai seorang ibu adalah tidak bisa memberi anak-anak meski dalam hal sederhana.
Putra tertua saya, Drew, berusia 8 tahun. Dia adalah penggemar berat gulat WWF. Dia meminta saya untuk membeli beberapa beberapa batang es krim yang berbentuk seperti tokoh gulat.
Setiap kali saya pulang berbelanja, saya akan mengatakan bahwa saya tidak bisa menemukan figura itu. Bahkan sekalipun saya menemukannya, kami tidak mampu untuk membelinya. Saat itu, pantry kami hampir kosong.
Saya sedang melipat pakaian kemudian, bel pintu berbunyi. Karena, seorang teman dari pemelajaran Alkitab kami datang pada hari Kamis pagi. Ia berdiri di depan pintu rumah saya dengan senyum nakal di wajahnya.
“Kami punya kejutan untukmu. Patsy dan saya berada di Food Pantry mengambil makanan untuk keluarga yang membutuhkan dan kami berkata, ‘Mengapa tidak Terry dan Andy?’ Terimalah ini sebagi hadiah dari Tuhan,” katanya.
Mereka mulai mengangkut kotak makanan itu. Saya tidak bisa berkata-kata karena mereka tidak tahu betapa kosongnya pantry saya dan mereka datang membawa semua itu.
Tepat sebelum mereka pergi, Karen menunjuk sebuah kotak besar di lantai. “Kamu pasti ingin membongkar yang ini lebih dulu. Itu penuh dengan barang beku,” katanya lalu pergi dengan cepat. Saya membukan kotak makanan beku itu dan tebak apa yang saya temukan? Kotak berisi es krim berbentuk gulat! Saya tercengang!
“Tuhan, bagaimana mereka bisa tahu? Apa yang mereka memilih batang khusus ini untuk saya?” Dalam perasaan takjub, saya merasa Tuhan berkata, “Sekarang, Saya akan menunjukkan kepadamu bagaimana rasanya memenuhi kebutuhanmu.” Dan Dia melakukannya. Minggu demi minggu, bulan demi bulan, selama beberapa tahun. Dengan cara yang tidak pernah terduga dan murah hati. Keluarga dan teman-teman mendukung kami dengan makanan, pakaian, uang, dan doa.
Kami sangat berterimakashi, tapi tetap denga kerendahan hati. “Tuhan, kami telah memberikan perpuluhan dengan setai bahkan melebihi dari apa yang Engkau minta. Kami selalu senang memberi. Mengapa Engkau mengambil berkat kami?”
Dengan penuh kasih namun tegas, Tuhan menjawabnya. Kamu telah memberi dengn setia, dan mengetahui berkat di dalamnya. Sekarang, Saya memberkati orang lain ketika mereka memberi kepadamu, dan Saya ingin kamu belajar menerim dengan baik dan rendah hati. Ada musim untuk segala sesuatu.
Sesulit musim itu bagi kami, namun ada pelajaran berharga yang dapat dipelajari. Bersedia menerima sama pentingnya dengan bersedia untuk memberi. Menemukan keamanan di dalam Kristus daripada dalam kemampuan kita sendiri menyakitkan dan merendahkan.
Kami mulai mempelajari seni kepuasan. Sekarang kami memiliki sebuah plakat berharga di dapur kami. Tulisannya adalah “KEPUASAN BUKANLAH PEMENUHAN DARI APA YANG KAMU INGINKAN, TAPI MENYADARI BERAPA BANYAK YANG KAMU MILIKI.” Rasul Paulus berkata demikitan:
“Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4: 11, 13)
Tuhan, ketika saya berada di musim yang sulit yang tidak bisa saya kendalikan, saya melihat betapa saya bergantun pada diri saya sendiri. Ajari saya bagaimana beristirahat di dalam-Mu di tengah kesulitan dan perubahan. Yesus, tunjukkan dalam diriku hati hamba yang dapat menerima dan memberi. Terimakasih atas kesetiannmu untuk memenuhi semua kebutuhan saya.
Dikutip dengan izin dari Near to the Heart of God, oleh Terry Meeuwsen © 1998.
Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terbubung dengan Tim doa kami http://bit.ly/InginDidoakan
Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling. http://bit.ly/inginKonseling