Dimanakah Dia?
Kalangan Sendiri

Dimanakah Dia?

Puji Astuti Official Writer
      5464

1 Tesalonika 4:13-14

Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Amsal25[/kitab]; [kitab]Filip2[/kitab]; [kitab]IRaja13-14[/kitab]

Dimana Tuhan saat anak umur dua tahun ditarik seekor buaya ke danau di Disneyworld resort? Dimana Tuhan saat 49 orang tewas ditembaki di Florida nightclub? Dan dimana Tuhan saat pesawat Mesir yang berpenumpang 66 orang jatuh di Laut Mediterania bulan lalu?

Jawabannya adalah Tuhan ada disana sama seperti waktu Stefanus dilempari batu hingga mati, Yohanes Pembabtis di penggal, Petrus disalib terbalik, Habel dibunuh oleh Kain dan John Huss dibakar dengan terikat di tiang. Tuhan ada di setiap situasi menakutkan itu, sama seperti Dia ada saat Putra-Nya yang tunggal disalibkan. Pasti, Tuhan bisa menghentikan setiap kematian itu.. Dia bisa saja mengintervensi dan mengubah apa yang terjadi. Tetapi Dia tidak melakukannya. 

Kita tidak mengerti mengapa Ia ijinkan itu terjadi. Kita terus bertanya "mengapa?". Mengapa Dia ijinkan orang-orang itu mati? Kita sebagai manusia akan melakukan apapun yang kita bisa untuk menghalangi agar kematian itu tidak terjadi. Lalu mengapa Tuhan tidak melakukannya? Mendengar "kita tidak tahu" tidak memberikan kita kelegaan. Sebaliknya, itu meninggalkan rasa bingung, kecewa dan keputusasaan. Kita tidak bisa menghubungkan fakta bahwa Tuhan yang maha kuasa dan maha kasih mengijinkan ciptaan-Nya mati. 

Namun ada hal yang bisa membantu kita, yaitu menyadari bahwa kita mengerti kehidupan dan kematian hanya kita alami di dunia ini. Kita tidak tahu sama sekali apa yang terjadi setelah itu. Kita hanya bisa membayangkan indahnya sorga, hidup dalam keabadian dan memikirkan Tuhan. Kepercayaan kita kepada-Nya yang harus membawa kita untuk melangkah ke depan, melewati kekelaman keraguan dan rasa tidak percaya. Jika kita percaya kepada-Nya, dan kita beriman kepada jalan-jalan-Nya, kita akan bisa menghadapi kematian. 

Kematian bagi kita sepertinya sebuah akhir. Tetapi tidak bagi Tuhan, kematian di dunia ini hanyalah sebuah permulaan kehidupan baru. Kita masih menangis ketika kita kehilangan; bahkan Yesus menangis saat Marta berkata: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" ~ Yohanes 11:25-26

Melalui air mata kita, kita mungkin mendapatkan ketenangan dengan mengetahui bahwa apa yang Dia katakan adalah benar. Dia adalah bukti abadi bahwa yang mati hanyalah tubuh jasmani kita. Tetapi kehidupan kita yang sejati ada bersama Dia selamanya. 


Ikuti Kami