Yohanes 4: 34-35
Kata Yesus kepada
mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus
Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat
bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah
sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Amsal9[/kitab]; [kitab]Yohan19[/kitab]; [kitab]Kidun1-3[/kitab]
Di suatu pagi,
saat saya melangkah keluar, saya disapa oleh kesejukan yang begitu nikmat.
Biasanya saya menyalakan lampu di dekat pintu untuk menerangi jalan menuruni tangga,
tetapi pagi itu cahaya sudah bersinar di bagian dek meskipun pagi masih terlalu
dini. Saat saya berada di ujung jalan masuk, saya melihat sinar rembulan, panen cahaya bulan.
Tuhan ada dalam
setiap aspek hidup kita. Dia merancang terbitnya bulan saat musim gugur untuk mengakomodasi
musim panen. Petani menambah pekerja tambahan
dan setelah hasil panen terkumpul, biasanya akan ada perayaan besar atas hasil panen dan juga ucapan syukur.
Yesus juga suka
sekali menggunakan kisah yang merefleksikan tentang proses menanam dan memanen ini.
Dia menggunakan tanaman dan hasil panen sebagai proses menyerbarluaskan injil, memperhatikan
dan merawat orang-orang percaya. Dalam Matius 9: 37-38, Yesus mengingatkan tentang kebutuhan akan pekerja.
Saat ini, kita membutuhkan
pekerja yang bersedia menabur dan memanen dalam hal kerohanian. Tetapi mengapa sulit
sekali untuk membagikan injil tentang Kristus itu? Berikut beberapa alasan yang menghambat pekerjaan pelayanan injil orang percaya:
Takut: Saya berlari beriringan dengan
seorang pria di sekitar rumah saya. Akhirnya, langkah saya melambat. Lalu pria
itu mulai berolahraga di garasinya. Saat itu, Roh Kudus seakan mengegrakkan
saya untuk menghampirinya dan menceritakan tentang Yesus. Tetapi saya malah mencari
alasan seperti waktunya yang terbatas, tidak menghargai privasi orang lain, dan
tidak benar-benar mengenal pria itu. Dan di beberapa hari kemudian saya
mendapati bahwa pria itu telah meninggal. Ketakutanlah yang membuat kita terhambat untuk menyampaikan injil kepada orang lain.
Merasa tidak percaya diri: Ini adalah pekerjaan
iblis. Iblis menaruh rasa minder didalam hati kita dan membuat kita meyakini
bahwa kita tidak cukup pintar, menarik dan bijak untuk bisa menyampaikan injil
kepada orang lain. Tentu saja hal ini tidak berlaku bagi seorang Musa yang dipilih
Tuhan untuk melakukan tugasnya sekalipun dia bukan seorang yang cakap. Allah tentu akan kecewa ketika kita tidak taat melakukan perintah-Nya.
Melanggar privasi seseorang: Dunia membombardir
kita dengan ungkapan bahwa setiap orang memiliki hak atas keyakinan mereka. Kebenarannya
adalah menyampaikan kisah pribadi Anda tentang Allah kepada orang lain bukanlah
suatu paksaan bagi seseorang untuk menerima Yesus. Pengalaman pribadi Anda adalah cerita Anda dan hal itu bisa saja membuat orang lain mengenal Tuhan.
Menganggap berbagi iman bukanlah bagiannya:
Seringkali kita ragu membagikan iman kepada orang lain karena menganggap hal
itu bukan bagiannya. Tetapi bagaimana jika yang lain juga berpikiran seperti itu?
Membagikan iman kepada orang lain adalah sesederhana bercerita tentang hidup
Anda kepada seseorang yang ada didekat Anda. Jadi tak perlu menunggu orang lain yang melakukannya.
Dalam Roma 1: 16,
Rasul Paulus mengatakan kepada kita bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang mampu
menyelamatkan setiap orang yang percaya. Tak ada yang perlu ditakutkan ketika hendak
membagikan injil. Kita adalah para pekerja Tuhan yang siap menabur dan menuai
panen rohani. Jadi, singsingkan lengan baju Anda, bekerjalah dan nikmati hasil panen Anda. – Candy Arrington
Jangan pernah
mencari-cari alasan untuk tidak membagikan iman kepada orang-orang di sekitar Anda