1 Samuel 3:10
"Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah : “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab : “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 5; Yohanes 15; 1 Tawarikh 23-24
Baru-baru ini saya baru saja membaca tentang kehidupan Samuel. Sedari kecil dia sudah tinggal di Bait Allah. Dialah jawaban doa ibunya yang menginginkan anak, dan dia juga yang menjadi nazar dari sang ibu. Sang ibu bernazar akan menyerahkan anaknya jika dia bisa melahirkan anak. Bisa dikatakan, Samuel memang sudah dipanggil Tuhan sebagai hamba-Nya sedari dia di dalam kandungan.
Ketika Samuel masih muda, suatu malam dia pergi tidur. Dia tidur di tempat tabut Allah berada, tempat suci. Tuhan memanggilnya, “Samuel! Samuel!” Namun, dia pikir Eli yang memanggilnya. Sampai tiga kali Tuhan memanggilnya dan tiga kali pula Samuel datang kepada Eli. Pada akhirnya, Samuel menjawab “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
Saat membaca kehidupan Samuel tersebut, saya bertanya-tanya. Mengapa Tuhan tidak langsung menyatakan apa yang ingin Dia katakan kepada Samuel. Mengapa harus menunggu sampai berkali-kali pemanggilan, baru Tuhan menyatakan apa kehendak-Nya.
Di jaman Samuel, penglihatan ataupun firman Tuhan mulai jarang didengar. Setiap orang berbuat apa yang menurutnya benar. Namun, Tuhan berkata-kata kepada Samuel. Tuhan ingin Samuel mengerti bahwa Dialah yang memanggil dan bukannya Eli. Tuhan juga ingin Samuel sadar akan panggilan tersebut. Itu sebabnya Tuhan menunggu sampai Samuel tahu akan hal tersebut.
Kita dipanggil untuk suatu tujuan yang mulia. Tapi panggilan itu harus disertai dengan kesadaran akan kemahakuasaan Tuhan, akan tuntunan-Nya di dalam hidup kita. Tuhan menunggu sampai kita menyadari panggilan dari-Nya. Mulai intim dengan Tuhan, maka Dia akan memberitahukan perkara-perkara yang dashyat. Kita menjadi hamba yang dekat di hati-Nya, memberi kehidupan yang menginspirasi buat sesama, mendapatkan kehidupan yang sempurna.
Mulai intim dengan Tuhan, maka Dia akan memberitahukan perkara-perkara yang dashyat. Kita menjadi hamba yang dekat di hati-Nya, memberi kehidupan yang menginspirasi buat sesama, mendapatkan kehidupan yang sempurna.