Markus 14 : 44
Orang yang menyerahkan Dia telah memberikan tanda ini kepada mereka :”Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat.”
Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]Mazmu107[/kitab]; [kitab]Lukas19[/kitab]; [kitab]Hakim1-2[/kitab]
Orang Yahudi memberi salam dengan ciuman, itulah yang dilakukan Yudas pada saat bertemu Yesus. Dia memberi salam dengan ciuman. Namun, salamnya kali ini bukan sebagai suatu penghormatan tapi sebagai suatu simbol bahwa dia menyerahkan Yesus untuk disalib kepada orang-orang yang telah membeli salamnya.
Di antara semua murid-murid Yesus, Yudas disebut sebagai murid yang paling terpelajar. Murid-murid Yesus terdiri dari para nelayan, ada pula seorang pemungut cukai. Tapi Yudas berbeda, karena itu dia dipercaya menjadi bendahara.
Di dalam film Son of God yang baru-baru ini ditayangkan di bioskop dijelaskan lebih teliti. Yudas mengharapkan Mesias perkasa, mampu memimpin bangsa Israel untuk memberontak kepada Roma, bukan seorang yang lemah lembut. Gambarannya yang salah tentang Yesus, yang pada akhirnya membuat dia menyerahkan Yesus kepada para imam. Namun, hal itu juga membuat penyesalan yang dalam di hatinya sehingga dia bunuh diri.
Seringkali di dalam hati kita pun ada ‘yudas-yudas’ yang seperti itu. Kita menyangka Tuhan akan memberikan pemulihan dalam hidup kita, tapi kenapa sampai sekarang belum terjadi? Hidup kita sepertinya tidak dipedulikan, kita menganggap Tuhan itu Penyelesai semua masalah kita. Yang paling bahaya adalah kita mulai mengingkari-Nya, menganggap-Nya tidak mendengar doa kita dan tidak menjawab pergumulan kita. Jangan sampai pada akhirnya kita pun ‘menjual’ Tuhan demi kehidupan yang sementara ini.
Di dalam perbuatan kita mungkin kita mencium-Nya, namun di dalam hati kita, kita malah ‘menjual’-Nya. Padahal, Yesus sudah jual bagian yang terbaik dari Diri-Nya untuk kita. Dia tukar kita dengan nyawa-Nya. Yakinlah, Tuhan jauh lebih berkuasa daripada masalah yang kita hadapi. Jika nyawa-Nya saja Dia korbankan, apalagi yang tidak Dia berikan untuk kita?
Jika nyawa-Nya saja Dia korbankan untuk kita, apalagi yang tidak Dia berikan untuk kita? Jawaban atas doa kita, pergumulan hidup, apa saja Dia berikan kepada kita, dengan hal yang terbaik. Hanya percaya saja pada-Nya dan sabar menanti.