Yesaya 43: 25
Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu
Bacaan Alkitab Setahun:[kitab]Mazmu103[/kitab]; [kitab]Lukas15[/kitab]; [kitab]Yosua17-18[/kitab]
Suatu hari mama bercerita tentang sikap abai papa terhadapnya saat tengah terkujur lemah karena sakit. Dengan nada marah mama membeberkan kelakuan papa yang tak sedikit pun mau merawat dan menjaganya. Ia mengaku sakit hati dan berharap dapat membalas hal yang sama ketika suatu hari papa sakit.
Dengan suara yang lembut, saya menyampaikan bahwa tindakan itu salah. Namun seolah mama masih belum dapat memaafkan papa begitu saja. Saya tahu saat itu, orang yang ia kasihi baru saja menumbuhkan sakit hati dan luka batin dalam hidupnya.
Meski begitu, bukan berarti pintu maaf bahkan tertutup bukan? Seperti kasih kalvari yang ditunjukkan oleh Kristus bagi manusia yang sepatutnya binasa akibat dosa. Seharusnya Tuhan tidak patut menghapus dosa manusia karena tindakan manusia yang menyusahi-Nya dengan kesalahan (Yesaya 43: 24). Tetapi Tuhan memilih menghapus dosa manusia dan tidak lagi mengingat-ingatnya (Yesaya 43: 25). Karena kasihNya, Ia memilih untuk menyelesaikan kekecewaan oleh karena kesalahan manusia.
Menjadi berat memang bagi banyak orang untuk mau mengampuni ketika telah disakiti. Namun ketika ragam kekecewaan seperti sakit hati, diperlakukan tidak adil, dirugikan dan dikhianati itu terus dipelihara dan dipendam, akibatnya akan semakin buruk. Segala rasa sakit itu akan mematikan kasih yang ada di dalam hati. Kita akan kehilangan kasih Kristus yang mampu mengampuni. Bila Kristus rela menebus kita demi dosa, mengapa kita tidak rela mengampuni orang lain?
Sakit hati hanya akan mencemari hati dan merampas kasih yang berasal dari Tuhan untuk ditaburkan bagi orang lain.