Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 106; Yakobus 3; Yehezkiel 17-18
Suatu kali seorang anak kecil datang menghampiri ibunya, katanya seperti ini, "Ma, aku mau ngebantu papa membetulkan mobil itu, tapi aku gak tahu caranya. Aku kan tidak mengerti tentang mesin. Nanti bukannya membantu malah ngerusakin lagi." Sang ibu yang melihat keinginan besar dari anaknya menjawab, "Nih, kamu bawa gelas air kasih ke papa sana," Tanpa disuruh dua kali, ia pun berjalan perlahan-lahan sambil membawa segelas air.
Tidak berapa lama kemudian sampailah di samping ayahnya yang sedang bekerja. Namun, saking seriusnya ayahnya tidak menyadari kehadiran si anak. Tidak kehabisan akal, si anak pun menepukkan tangannya ke paha sang ayah dan benar ayahnya pun menoleh kepadanya. Dengan tersenyum, anak kecil ini menyodorkan gelas berisi air kepada sang ayah. Terkejut dengan apa yang dilakukan anaknya, sang ayah menerima gelas tersebut dan meminumnya.
Setelah meminum air tersebut, sang ayah pun mengucapkan kata-kata terima kasih kepada si anak, "terima kasih ya nak udah bawain papa air minum. Apa yang kamu lakukan telah membantu papa sehingga papa tidak kehausan lagi dan bisa menyelesaikan memperbaiki mobil yang sedang rusak ini".
Seringkali kita pun berpikir sama dengan yang anak kecil itu pikirkan. Kita berusaha keras mencari bagaimana menyenangkan hati Tuhan dengan giat dalam pelayanan mimbar atau persekutuan yang menghadirkan ribuan jiwa. Kita merasa dengan melakukannya semuanya itu kita telah membuatnya tersenyum. Namun, ternyata Dia tidak terlalu memperhatikan itu.
Yang membuat Allah tersenyum adalah ketika Anda dengan setia mencari wajah-Nya setiap hari; tidak bersungut-sungut ketika mendapat pekerjaan yang sepertinya remeh yang diberikan oleh orang di keluarga, kantor, maupun gereja Anda. Semua itu mungkin terlihat sederhana bagi orang-orang dunia, tetapi Dia memperhitungkannya.
Ukuran Tuhan menilai Anda adalah kesetiaan, hanya itu.