Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 110; Lukas 22; Hakim-Hakim 7-8
Nehemia memberikan suatu pola menarik untuk pemulihan diri (Nehemia 12:30). Pada zaman Hizkia, setelah orang-orang Lewi menahirkan dirinya, mereka memasuki Bait Allah, mengeluarkan semua yang najis dan membuangnya ke Lembah Kidron (2 Tawarikh 29:16).
Dalam Perjanjian Lama, orang menjaga ketahiran dengan menghindari bersentuhan dengan orang lain, berpantang makan daging dan menggunakan benda-benda yang secara seremonial dinyatakan tahir, serta menjalankan prosedur-prosedur ritual yang melambangkan pembuangan kecemaran.
Pemulihan rohani dengan demikian adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Paulus menegaskan prinsip tersebut dalam nas kita hari ini. Kata "marilah kita" menunjukkan perlunya keterlibatan dan keputusan kita untuk mengalami suatu pemulihan rohani. Ya, pemulihan rohani dimulai dari diri kita sendiri. Seorang hamba Tuhan, ketika ditanya bagaimana memulai suatu kebangunan rohani menjawab, "Pulanglah, kunci dirimu di kamar, dan berlututlah. Buatlah lingkaran di sekelilingmu dengan kapur dan mintalah Tuhan untuk memulai kebanguan rohani itu di dalam lingkaran kapur tadi. Bila Ia menjawab doamu, akan berkobarlah sebuah kebangunan rohani."
Orang yang "menyala-nyala" karena mengasihi Tuhan dan mengalami pemulihan rohani akan sanggup "menyulut" orang lain untuk mengenal Tuhan.
Waspadailah apa saja yang Anda izinkan masuk ke dalam hati Anda karena itu akan menentukan kadar bersihnya.