Ayat Renungan:
Kolose 3: 1-2, “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.”
Ibrani 11: 27, “Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.”
Identitas kita menentukan tujuan hidup kita. Bagaimana mungkin? Kita bisa melihat pernyataan ini terjadi atas perjalanan hidup seorang Musa. Kita melihat bagaimana Musa menyadari identitas dirinya di dalam Tuhan sehingga dia bisa melangkah menjalani hidupnya dengan benar.
Demikian disampaikan dalam Ibrani 11: 27, “Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.”
Saat kita mengenal identitas sejati kita, kita bisa memahami dua hal ini yaitu membuat kita berani melepaskan masa lalu kita serta memberi kita keberanian untuk melangkah ke masa depan.
Musa meninggalkan tanah Mesir dan berani melepaskan masa lalunya. Mesir sendiri melambangkan tanah perbudakan. Jika hal ini ditarik kepada diri kita sendiri, pertanyaannya adalah apakah sebagai orang yang sudah percaya Kristus kita berani mengarahkan seluruh fokus hidup kita kepada rancangan-Nya? Apakah kita tidak lagi dikendalikan oleh masa lalu maupun hal duniawi yang mengikat kita? Dengan menemukan identitas kita dengan Tuhan, kita akan mendapatkan keberanian untuk melangkah maju.
Di dalam Kolose 3: 1-2 disampaikan, “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” Saat kita hidup di dalam Tuhan, kita bisa fokus kepada rancangan Tuhan atas hidup kita dan perlombaan yang sudah Tuhan sediakan untuk kita hadapi, bukan kepada prioritas atau pendapat orang lain!
Hari ini mari berlari-lari menuju tujuan kita yaitu memenuhi kehendak Tuhan. Ketaatan kita mengejar kehendak-Nya adalah bukti kasih kita kepada Tuhan. Mari bersiap seperti seorang pelari olimpiade yang tidak melihat kanan dan kiri, tetapi senantiasa fokus menuju garis finish yaitu kehidupan kekal.
Action: Identifikasi masa lalu yang mungkin masih menjadi beban atau penghalang bagimu untuk tidak berani mengejar kehendak Tuhan. Berdoa dan serahkan beban tersebut kepada Tuhan serta minta Tuhan menolongmu lepas dari beban tersebut.
Ayat Hafalan: Markus 12:30, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”