Sebuah Pengorbanan Iman
Kalangan Sendiri

Sebuah Pengorbanan Iman

Lori Official Writer
      2095

Ayat Renungan: 

Filipi 1: 21-22, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.”

2 Korintus 11: 23, “Apakah mereka pelayan Kristus? — aku berkata seperti orang gila — aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.”

 

Pagi ini, kita akan mengambil pelajaran dari seorang tokoh Alkitab yang mengungkapkan kekuatan imannya dalam Filipi 1: 21-22, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Rasul Paulus menjelaskan imannya yang luar biasa kepada Kristus sepanjang hidupnya.

Ketika kita mencintai seseorang, kita cenderung bersedia berkorban untuknya. Bentuk pengorbanan tersebut dapat beragam, baik itu kecil, sedang, maupun besar. Sejalan dengan tingkat cinta kita, begitulah sebesar pengorbanan yang harus kita lakukan. Inilah pengorbanan yang dijalani oleh Rasul Paulus.

Dalam 2 Korintus 11: 23, “Apakah mereka pelayan Kristus? — aku berkata seperti orang gila — aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.” Pengorbanan yang dilakukan oleh Paulus karena imannya kepada Kristus begitu besar. Ia rela menderita dan bahkan memberikan nyawanya karena ia telah sepenuhnya menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Jika itu yang diperlukan, ia siap melakukannya. Hal ini adalah bukti cinta yang Paulus tunjukkan kepada Kristus.

Menariknya, melalui hidup Paulus, banyak orang yang diberkati dan dipulihkan. Kisah Paulus dalam 2 Korintus 11 ini terus dikenang dari generasi ke generasi. Tentunya, ada banyak orang yang dikuatkan melalui ketulusan iman dan harga yang Paulus bayarkan.

Mungkin hari ini, kita dihadapkan pada tantangan dalam mempertahankan kebenaran yang kita anut dan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di sekitar kita. Atau mungkin hari ini, kita berdiri teguh dalam iman untuk keluarga yang belum menerima keselamatan atau yang menentang keyakinan kita. Mungkin kita perlu berpuasa untuk mereka. Mungkin orang yang kita layani berbalik melawan kita, atau bahkan kita mengalami pengkhianatan. Mungkin kasih yang kita berikan malah disalahartikan, bahkan diejek. Tetapi kita mau berkorban karena apa yang kita lakukan harus benar-benar kita hadapi dan tak ada kata mundur!

Hari ini mari belajar dari Rasul Paulus. Karena apa yang dialaminya terdengar tidak masuk akal. Melalui rasul Paulus, kita diingatkan bahwa pengorbanan dalam iman memiliki harga yang mahal. Jadi, jika Tuhan memilih kita untuk melakukannya, mari melakukannya seperti Rasul Paulus. Karena kita tahu hasilnya pasti akan menjadi sumber kekuatan, penghiburan, dan pemulihan bagi orang lain.

 

Action: Apakah kamu saat ini sedang berdiri dalam iman untuk keluarga, teman atau orang lain untuk mengalami Tuhan? Hari ini libatkan Tuhan dan ambil waktu untuk berdoa dan berpuasa untuk mereka.

Ayat Hafalan: Roma 12: 2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

 

Hak cipta @Maria Kaesmetan

Ikuti Kami