Ayat Renungan:
Matius 9: 13, “Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
1 Korintus 13: 1, “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.”
Saat kita disakiti atau dilukai, reaksi yang paling mudah kita lakukan adalah membalas apa yang orang lain lakukan terhadap kita. Tetapi sistem kerajaan Allah melakukan hal sebaliknya. Saat kita disakiti maka kita dituntut untuk membalasnya dengan kasih dan bila kita dirugikan, maka kita membalasnya dengan mengampuni. Dan saat kita diabaikan, maka kita belajar untuk peduli. Jadi semuanya berbanding terbalik!
Inilah yang disampaikan di dalam Matius 9: 13, “Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Di dalam sistem kerajaan Allah, Dia mengutamakan belas kasihan. Tuhan bukan saja memanggil orang-orang yang benar tetapi juga memanggil orang-orang yang berdosa.
Jadi yang dikehendaki Tuhan adalah bahwa kita memiliki belas kasihan. Seringkali saat kita ke gereja atau kita mau memberkati sebuah pelayanan maka kita menaruh prinsip bahwa kita harus semakin banyak memberi. Seolah-olah Tuhan menghendaki banyaknya pemberian kita. Namun sebenarnya memberi itu bicara tentang bersyukur dan mengembalikan yang merupakan miliknya Tuhan. Dan dengan memberi kita menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
Melalui renungan pagi ini, kita diingatkan bahwa Tuhan lebih menghendaki hati yang penuh belas kasihan. Jadi sekalipun kita mempersembahkan suara, bakat maupun waktu kita, jika hal itu dilakukan tanpa belas kasihan maka semua itu ibarat gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing (1 Korintus 13: 1).
Tuhan mau kita puny acara pandang yang berbeda yaitu supaya kita memiliki belas kasihan. Bagaimana memilikinya? Tuhan Yesus adalah teladan belas kasihan yang bisa kita contoh. Dia adalah Allah yang bergerak dengan belas kasihan dan inilah yang menggerakkan-Nya untuk berkorban (Yohanes 3: 16).
Jadi mari miliki belas kasihan Tuhan di dalam segala aspek hidup kita, baik itu saat kita berkeluarga, melayani di gereja, bermasyarakat, berinteraksi dengan siapapun dan mengerjakan tugas apapun. Karena dengan belas kasihan, kita akan belajar untuk tidak menuntut orang yang merugikan kita, entah itu hutang yang tidak dibayar, aset yang dimanfaatkan atau kepercayaan yang diingkari. Hanya belas kasih yang mampu membuat kita memandang orang lain sama seperti Tuhan memandang. Sehingga kita tidak mudah menghakimi, mendendam dan menuntut sebaliknya penuh pengampunan, belas kasihan dan pengorbanan.
Action: Apakah kamu siap menyebarkan belas kasihan kepada orang-orang di sekitarmu? Mari belajar dari seorang Benetha yang memilih berbelaskasihan kepada teman yang sudah menyakitinya. Klik Kisahnya di Sini
Ayat Hafalan: Amsal 19: 17, “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.”
Hak cipta @Maria Kaesmetan