Matius 20:28 (TB)
“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Baca Selanjutnya : Amsal 6; Yohanes 16; 1 Tawarikh 25-26
Manusia memiliki kebutuhan dasar untuk diakui. Keinginan untuk diakui seringkali membuat manusia akhirnya berlomba lomba untuk mendapatkan status, jabatan, kekayaan, dan sebagainya. Namun Tuhan Yesus mengajarkan hal yang berbeda kepada gereja-Nya.
Dalam Matius 20:28, kata yang dipakai untuk “melayani” adalah “diakonein”. Kata ini menggambarkan pelayanan di meja makan. Artinya melayani dengan baik seperti seorang hamba dan dengan sepenuh hati menyediakan apa yang dibutuhkan oleh tuannya.
Hal ini juga mengingatkan kita akan apa yang dilakukan Yesus ketika membasuh kaki para murid-Nya.
Yohanes 13:13-15 (TB) – “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
Tuhan Yesus memberikan teladan dan mengajarkan para murid tentang apa yang dimaksud dengan ‘melayani’. Bukan melayani diri, melainkan memberi diri.
Tuhan Yesus melayani lewat penebusan akan dosa umat manusia. Ia memberikan nyawa-Nya sendiri di kayu salib. Dia yang tidak berdosa harus menanggung dosa manusia, sehingga dalam kematian-Nya manusia dibebaskan, dan dalam kebangkitan-Nya manusia dimenangkan. Muridnya yang sekarang adalah gerejaNya .
Filipi 2:7-8 (TB) - Melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Kita sering berpikir sempit tentang “melayani”. Seakan hanyalah aktivitas dan kedudukan di gereja. Padahal melayani harus menjadi keseluruhan hidup kita. Melayani berarti mengasihi, menaati Tuhan, memberi hati, melakukan perbuatan yang memancarkan kasih Kristus dalam kehidupan kita. Ini dilakukan bukan sekedar untuk kepentingan pribadi, tapi dengan motivasi agar nama Tuhan dimuliakan.