2 Korintus 9:7
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”
Bacaan setahun : Mazmur 78; Ibrani 12; Yeremia 5-6
Dalam surat 2 Korintus 9:6-15 ini, rasul Paulus sedang berbicara kepada jemaat di Korintus berkenaan dengan dukungan finansial yang akan mereka berikan untuk jemaat di Yerusalem. Jemaat di Yerusalem membutuhkan dukungan dari jemaat-jemaat yang ada di Asia Kecil. Untuk itu Paulus meminta agar jemaat-jemaat, termasuk jemaat di Korintus mempersiapkan dukungan mereka. Dalam konteks inilah, firman Tuhan yang kita baca hari ini memberikan prinsip-prinsip dalam memberi persembahan.
Pertama, memberi harus didasarkan pada kerelaan hati. Ini adalah prinsip kerajaan Allah. Segala sesuatu harus dilakukan dengan kerelaan hati. Tanpa kerelaan hati, maka pemberian tersebut tidak akan menjadi berkat, baik bagi penerima maupun pemberi. Kerelaan hati adalah sikap yang keluar dari dalam, bukan karena perintah atau paksaan.
Kedua, memberi dengan sukacita. Sukacita saat memberi dapat diperoleh karena kita menyadari bahwa pemberian kita akan meringankan beban orang lain. “Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-rang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.” (2 Kor 9:12). Saat orang lain terbantu oleh pemberian kita, maka kita dapat merasakan sukacita mereka. Sukacita mereka itulah yang menjadi sukacita kita. Sukacita ketika kita melihat atau membayangkan raut wajah mereka yang berbinar saat menerima pertolongan dari pemberian kita.
Sahabat, mari kita mulai melihat ke sekeliling kita. Mungkin Tuhan sedang memanggil kita untuk mengulurkan tangan dan memenuhi kebutuhan orang lain. Ada banyak kebutuhan di dunia ini, seperti kebutuhan akan perhatian, dorongan, pendampingan, semangat, termasuk keuangan. Ambillah langkah iman untuk menolong orang lain. Anda akan merasakan sukacita jika Anda melakukannya dengan kerelaan hati. “… Adalah lebih berbahagia (diberkati) memberi daripada menerima.” (Kisah Rasul 20:35)