Ketekunan Mendatangkan Tahan Uji, Jadi Setia Saja Pada Prosesnya!
Kalangan Sendiri

Ketekunan Mendatangkan Tahan Uji, Jadi Setia Saja Pada Prosesnya!

Lori Official Writer
      3417

Ibrani 10: 35-38

Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 81; Roma 9; Ulangan 9-10

Saat ini aku sedang merombak dapur. Aku bukan orang yang mudah percaya dengan konsep apapun soal ketahanan selain hidup dengan peralatan cacat, lampu kaleng yang menjuntai dan pengakuan suamiku bahwa oven kami rusak.

Sedihnya, sebenarnya kami awalnya mau melukis saja. Kami sudah tinggal di rumah tahun 1979 kami selama lebih dari setahun. Dan kami perlahan memperbaiki kamar lain. 

Kami menunda renovasi dapur sampai akhirnya kami memutuskan untuk menyelesaikannya. Sayangnya, kami sadar kalau ada empat lapis wallpaper bercat yang terselip di dinding. Waktu dibongkar, diampelas dan dievaluasi lagi, tak ada yang bisa kami lakukan selain mengambil beberapa lembar batu yang sudah hancur dari dinding itu. Itupun jadi lelucon lucu diantara kami karena semakin kami memperbaikinya semakin besar pula bagian yang harus diperbaiki.

Perjalanan rohani kita juga begitu bukan? Biasanya kita hanya mau Tuhan menyentuh satu bidang kehidupan kita, lalu memberi sedikit percikan warna. Kita hanya mau terlihat berkilau dan bagus di permukaan.

Tapi Tuhan itu baik. Dia gak akan pernah meninggalkan kita waktu berada dalam tahap perbaikan awal. Sama sekali gak! Dia membereskannya, melewati lembaran batu ke dalam jiwa kita dan merobohkan tembok dan membersihkan jamurnya. 

Dia memperbaiki retakan dan menggosok hati kita sampai dosa kita disingkirkan dan selesai, lalu Roh-Nya menyegarkan dan bersinar terang melalui kita.

Kita semua mau pekerjaan Tuhan dituntaskan melalui hidup kita. Gak dipungkiri kalau kadang kala kita akan kehilangan semangat untuk mengerjakannya. Aku sendiri menghadapinya saat harus membereskan dapurku. Kami ada di titik dimana prosesnya tampak lebih mengecewakan daripada tidak mengerjakannya sama sekali. 

Tapi progress yang kita hadapi itu adalah cara kita untuk menunjukkan seberapa jauh kita masih harus melangkah. Yang kami pikir hanya akan memakan waktu paling lama sebulan, malah jadi proyek lima bulan. Mulai membereskan meja baru, ubin bawah tanah, perbaikan dinding, lampu baru, dan pembersihan debu yang berseliweran dimana-mana.

Di akhir pekan lalu, aku membereskan semua bagian dapur. Sementara suamiku mengerjakan yang lain. Waktu aku mulai mengecat sisa-sisa kertas dinding yang membandel dan cat warna salmon tahun 1980-an, aku semakin kewalahan dengan semua hal yang masih harus dikerjakan. Perangkat keras di lemari. Lukisan lemari dan dinding. Membuat hiasan langit-langit.

Aku mau berhenti saja. Aku gak bisa membayangkan hasil akhirnya karena kekacauan yang ada di depanku.

Kabar baiknya, kontraktor utama kita tidak pernah menyerah. Dia setia menyelesaikan pekerjaannya dengan baik di dalam kita (Filipi 1: 6). Dia melihat hasil akhirnya dan tahu persis tahap perbaikan apa yang kita perlukan di waktu yang tepat. Itu semua demi kebaikan kita dan untuk kemuliaan-Nya. Yang lebih penting lagi, Tuhan berjanji bahwa saat kita menderita, baik karena cobaan hidup ataupun rasa frustrasi, kita diajarkan soal ketekunan. Waktu kita belajar ketahanan, kita menghasilkan karakter. Karakter itulah yang memberi kita harapan!

“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5: 3-5)

Gak ada pekerjaan yang sia-sia. Kalau aku harus menghadapi masalah seperti dapurku lagi, aku akan memilih untuk menikmatinya, menyeruput kopi, bersyukur untuk perubahan yang terjadi dan untuk kesabaran serta ketekunan yang Tuhan berikan dalam hatiku. Apapun perubahan yang kamu alami saat ini, percayalah pada prosesnya dan percayalah kepada sang kontraktor utama kita yang akan selalu setia memandumu untuk melalui setiap langkahnya.

 

 

Hak cipta Betsy St. Amant Haddox, disadur dari Crosswalk.com


Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus menghasilkan konten-konten terbaik di website ini dengan menjadi mitra Jawaban.com. Buat kamu yang tergerak untuk bergabung yuk DAFTAR DI SINI.

 

Ikuti Kami