Matius 4: 1-2
“Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.”
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 72; Markus 16; Bilangan 27-28
Terkadang hal yang paling mengganggu bukanlah hal yang ada dalam hidup kita. Itu adalah lubang besar yang tidak akan pernah terisi.
Merasa kekurangan, dan kehilangan, sering disebut sebagai “pengalaman gurun.” Pengalaman gurun memiliki beberapa jenis seperti, spiritual, relasional, dan fisik. Ketika kita mengalami masa kekeringan atau pengalaman gurun di area tertentu dalam hidup kita, secara alami kita akan berpikir bahwa ada yang salah dengan diri kita.
“Mungkin jika saya lebih banyak berdoa dan menjadi orang Kristen yang taat, saya akan merasakan hadirat Tuhan lagi.” Atau “Jika saya memiliki lebih banyak keterampilan finansial, saya mampu membeli apa yang saya inginkan.” Atau “Jika saya berpenampilan lebih menarik, saya mungkin menemukan jodoh.”
Kita berusaha untuk mengisi kekosongan dengan harapan kita akan mendapatkan berkat.
Dalam usaha kita, mungkin kita kehilangan kesempatan untuk bertumbuh dalam iman kita. Terkadang, pengalaman gurun terjadi untuk menghasilkan buah yang lebih besar di kemudian hari. Beberapa Santo terhebat mengaku pengalaman gurun sebagai sesuatu yang mengunctungkan secara rohani.
Elizabeth Leseur, seorang ibu rumah tangga kelas atas Prancis di awal abah ke-20, menghabiskan banyak waktu di gurun relasional dan spiritual selama pernikahannya dengan suaminya yang mengaku ateis. Dalam buku hariannya yang diterbitkan dengan sebagai buku dengan judul “Buku Harian Rahasian Elizabeth Leseur,” dia mencatat saat-saat "pengunduran diri total, tetapi tanpa kegembiraan atau penghiburan batin apa pun." Kemudian, ketika merenungkan imannya, dia menulis, “Namun melalui semua pencobaan ini, dan terlepas dari kurangnya kegembiraan batin, ada suatu tempat dalam jiwaku, yang tidak dapat dijangkau oleh semua kesedihan ini." Ketekunan Elisabeth dalam mencari Kristus di padang gurun kemudian mengilhami pertobatan suaminya.
Di Alktiab, periode kekurangan fisik sering kali mendahului momen-momen penting dalam sejarah keselamatan. Musa menulis Sepuluh Perintah selama masa puasa 40 hari (Keluaran 34: 28).
Setelah puasa yang lama, Elia akhirnya mendengar suara Tuhan yang lembut (1 Raja-raja 19: 8).
Dari dua kisah di atas, kita bisa melihat bahwa Kristus benar-benar berkelana ke padang gurun untuk puasa 40 hari-Nya sendiri sebagai persiapan untuk apa yang akan datang (keselamatan kita melalui pengorbanan kematian-Nya).
Saat ini kita berada di tengah masa Prapaskah, yang secara tradisional merupakan periode 40 hari ketikan orang percaya sedang “sengaja turun ke gurun” untuk merenungkan penderitaan Kristus dan untuk mendengar suara Tuhan yang lembut dengan lebih efektif. Meskipun saya tidak suka menderita, sekalipun dengan hal kecil. Tapi tuhan telah menggunakan masa Prapaskah untuk mengajari saya bahwa gurun memiliki keindahannya sendiri.
Tuhan menghargai pengorbanan anak-anakNya. Bukan karena Dia ingin menikmati rasa sakit kita, tetapi Dia menggunakan kekurangan itu untuk memurnikan kita dan mendekatkan kita kepada-Nya sehingga nanti kita dapat mengetahui kegembiraan di tingkat yang lebih dalam, bahkan melampaui apa yang saat ini dapat dilihat oleh indera kita.
Tentu saja kita tidak ditakdirkan untuk hidup selamanya di musim Prapaskah. Kita tahu, dengan keyakinan, bahwa setelah penderitaan dan pengorbanan Kristus, pagi Paskah tiba. Namun, Prapaskah adalah musim yang disisihkan untuk mengingatkan orang-orang percaya hari ini bahwa kita adalah penghuni "Negeri Bayangan", seperti yang sering disebut CS Lewis.
Kita memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Meskipun kita mungkin mengalami keindahan dan kegembiraan dalam hidup ini, tidak ada yang dapat sepenuhnya memuaskan kita kecuali rencana Tuhan yang menunggu kita di kepenuhan waktu.
Hentikan aktivitas atau hal yang paling kamu sukai selama sampai Paskah. Hal ini bisa berupa makanan, perilaku (seperti menonton TV atau menggunakan ponsel), atau uang (alih-alih menggunakannya untuk diri sendiri, berikan untuk memberi sumbangan). Sebagai gantinya, perbanyak waktu yang kamu habiskan untuk diri sendiri dengan berdoa. Atau jika saat ini kamu sudah memiliki Pengalaman gurun” dalam hidupmu, ketahuilah bahwa Tuhan selalu di dekatmu.
Disadurkan dari crosswalk.com. Hak cipta oleh Sarah Phillips.
Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terbubung dengan Tim doa kami http://bit.ly/InginDidoakan
Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling. http://bit.ly/inginKonseling