Jangan Takut! Teruslah Berjalan Dengan Kasih Karunia!
Kalangan Sendiri

Jangan Takut! Teruslah Berjalan Dengan Kasih Karunia!

Claudia Jessica Official Writer
      2474

Kejadian 50: 19

Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?”

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 15; Matius 15; Kejadian 29-30

Sebab aku inikah pengganti Allah?” Kata Yusuf bertanya kepada saudara-saudaranya. Seandainya ia memiliki karakter yang buruk, dia bisa memainkan peran sebagai “orang yang berkuasa” dan menggantikan peran Tuhan.

“Pembunuh kasih karunia” atau orang yang menghalangi kasih karunia Tuhan dialami oleh orang lain akan melakukan hal yang berlawanan dari yang Yusuf lakukan.

Yusuf menolak untuk melakukan itu. Dia tidak melakukannya di awal pada pertemuannya kembali dengan saudara-saudaranya, dan dia tidak melakukannya ketika ayahnya meninggal dunia. Dalam ketaatannya kepada Tuhan, dia dipimpin oleh belas kasih yang lembut saat dia mengkomunikasikan kasih karunia Tuhan.

“Aku inikah pengganti Allah?”  Dia bertanya kepada saudara-saudaranya, dengan mengatakan, sebenarnya, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” Yusuf tidak pernah berdiri lebih tinggi dari saat ini dalam hidupnya. Seperti yang akan dikatakan Winston Churchill, itu adalah “saat terbaik”-nya Yusuf.

Jagalah hatimu ketika kamu memiliki kekuasaan untuk membuat orang lain merasa bersalah. Tolak untuk mengintimidasi orang yang telah melakukan kesalahan. Ingat ayah dari kisah anak yang hilang. Lebih baik lagi, ingatlah Yusuf yang berkata, “Jangan takut,” dia menghibur saudara-saudaranya dengan penuh kasih. “Aku akan mengurus kamu dan anak-anakmu.”

Hiduplah dengan dipimpin oleh kasih karunia. Hal ini sangat penting, karena menggambarkan Yusuf, yang seperti Kristus, memiliki kasih yang tidak akan terbatas.

Yusuf dipimpin oleh kasih karunia. Dia berbicara karena kasih karunia. Dia mengampuni karena kasih karunia. Dia melupakan kesalahan orang karena kasih karunia. Dia mencintai karena kasih karunia. Dia diingat karena kasih karunia. Dia menjadi penyedia karena kasih karunia.

Karena kasih karunia, ketika saudara-saudaranya membungkuk di hadapannya dalam ketakutan, dia dapat berkata “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.” (Kej. 50: 19-21).

Ikuti Kami